NMCG (Nurul Musthofa Camat Gabun)

NMCG (Nurul Musthofa Camat Gabun)

Selasa, 08 Juli 2014

QOSIDAH MAJLIS NURUL MUSTHOFA & GAMBUS SYABABUL IKHLAS

NM-Yaa Rasulullah Salamun alaik
http://www.mediafire.com/listen/lq7bt96o2cxnyan/NM-Yaa_Rasulullah_Salamun_Ala'ik.mp3

NM-Allahumma Sholli Wassalim http://www.mediafire.com/?trxs2q65gtee7ss
NM-Allahu Allah Yaa Dzaljalali Wal Iqrom http://www.mediafire.com/?3ke2lukduw9jnky
NM-Medley Ahmad Yaa Habibi http://www.mediafire.com/?rzdzj9yug756htu
NM-Sholaatullah Salaamullah http://www.mediafire.com/?7jra79565gpe5tn
NM-Huwannur (Clean) http://www.mediafire.com/listen/9d2couzjy3ozj4l/Huwannur.mp3 NM-Birosulillahi wal Badawi (Clean) http://www.mediafire.com/listen/zdv13bx7cxbx81n/Birosulillahi_Wal_Badawi.mp3 NM-Alayaallah Binadzrah (Clean) http://www.mediafire.com/listen/xpoa5qf4419ow61/Alayaallah_Binadzroh.mp3 NM-Keindahan Surga-Al Jannahtu (Clean) http://www.mediafire.com/listen/dpeygxj79gvgf9h/50._keindahan_surga.mp3 NM-Ya Sayyidi Ya Rasulullah (Clean) http://www.mediafire.com/listen/yfgxmbexh4z59ht/Yaa_Sayyidii_Yaa_Rosulloh.mp3 NM-Ya Rasulullah Salamun Alaik - Untukmu Guru (Clean) http://www.mediafire.com/listen/msz7ebqr2p67oyo/Yaa_Rasulallah_Salamun_ala'ik_(Untukmu..._Guru).mp3 NM-Ya Latief (Clean) http://www.mediafire.com/listen/3yavzbt45emat7a/Yaa_Latief.mp3 NM-Ya Asiqol Musthofa (Clean) http://www.mediafire.com/listen/cqkc8sjanbxrb1i/Yaa_Asiqol_Musthofa.mp3 NM-Washolatu ala Mukhtar Khoirilbariyah http://www.mediafire.com/download/u98po669qo7z6bt/Washolatualal_Mukhtar_Khoirul_Bariyah.mp3 NM-Sholatullohi Tagsyakum (Clean) http://www.mediafire.com/download/6rz8a0azerb2y6h/Sholatullahi_Taghsyakum.mp3 NM-Robbi Fanfa'na Bibarkatihim (Clean) http://www.mediafire.com/download/qt6x6ic9z4lv9qi/Robbi_Fanfa'na_Bi_Barkatihim.mp3 NM-Robbi Faj'alna Minal Akhyar (Clean) http://www.mediafire.com/download/2tidn3lhi1zs69c/Robbi_faj'alna_Minal_Akhyar.mp3
NM-Medley 8 (Yaa Ahlal Baitin Nabi (Indo) & Allah Allah Yaa Allah (Dengar Nasehat ini) Gambus http://www.mediafire.com/listen/bo3ohy3z62ux516/NM-Medley_8.mp3

01. MUQODDIMAH
(klik disini)
02. YAA RASULALLAH
(klik disini)
03. SAYYIDIL FAQIHIL MUQODDAM
(klik disini)
04. HABIBULLAH
(klik disini)
05. YAA HABIBI RASUL
(klik disini)
06. ALLAH KHOLIQUNA
(klik disini)
07. MUHAMMADUN
(klik disini)
08. YAA ROBBI SHOLLI
(klik disini)
09. YAA ALLAH LANA BIL QOBUL
(klik disini)
10. QOD KAFANI
(klik disini)




Sabtu, 08 Februari 2014

PERBEDAAN ULAMA AKHIRAT DAN ULAMA DUNIA

Imam Ghazali membagi ulama dalam dua kategori: Ulama Akherat dan Ulama Dunia.
Yang pertama adalah ulama pewaris Nabi, warasat al-anbiya. Sedangkan yang kedua adalah ulama su’ (jahat). Mereka inilah yang mempergunakan ilmunya untuk mendapatkan kepuasan duniawi, termasuk menjadikannya tangga untuk meraih pangkat dan kedudukan. Sementara itu, ulama akherat adalah ulama yang sadar betul akan ilmu yang dimilikinya. Ulama ini memiliki ciri-ciri antara lain, tidak memanfaatkan ilmu hanya untuk mencari keuntungan duniawi, konsekuen dengan ucapannya, sederhana, menjaga jarak dengan penguasa, tidak tergsa-gesa memberikan fatwa, mementingkan kata hati.

Ulama akherat hidup bersahaja dalam pengabdiannya yang shalih terhadap ilmu agama dan menjauhkan diri dari upaya mengejar kebendaan dan politik. Para ulama itu lebih senang melewatkan hari demi hari dalam kemiskinan dari pada bergaul dengan raja dan konglomerat. Keseluruhan hidup mereka dimaksudkan untuk menyebarkan pengetahuan dan berjuang untuk mempertinggi moral masyarakat.

Sebaliknya, ulama dunia atau ulama su’ selalu menginginkan kekayaan dan kehormatan duniawi. Celakanya, mereka tidak segan-segan berkhianat pada hati nurani, asalkan tujuan mereka tercapai. Dalam kenyataannya, ulama tersebut bergaul bebas dengan raja-raja dan pegawai pemerintah, serta memberikan sokongan moral terhadap tindakan mereka, tak perduli baik atau buruk. Terkait dengan ulama su’, ada ilustrasi menarik yang dipaparkan Ibnu Mas’ud : “Kelak akan datang suatu masa tatkala hati manusia asin; ilmu tidak bermanfaat lagi. Saat itu, hati ulama laksana tanah gundul dan berlapiskan garam. Meski disiram hujan, namun tidak setetes pun air tawar nan segar dapat diminum dari tanah itu.” Begitulah bila hati ulama cenderung mencintai dunia sehingga Allah mematikan sumber-sumber hikmah dan memadamkan pelita-pelita hidup.

Di zaman sekarang, di mana kita hidup di negeri Muslim terbesar dunia, diakui atau tidak, kita tengah kekurangan sosok ulama akherat, ulama pejuang, seperti sosok Abu Abd Al-Mu’ti Muhammad Nawawi ibn Umar Al-Tanara Al-Jawi Al-Bantani lebih dikenal Syeck Nawawi Al Bantani, Habib Salim bin Ahmad bin Jindan, K.H. Abdullah Syafii, dan ulama pejuang lainnya. Sebab itu, di negeri Muslim terbesar dunia ini, majalah Playboy bisa beredar dengan legal, tingkat korupsi selalu ranking teratas di seluruh dunia, perjudian dan prostitusi merajalela, kekayaan alam anugerah Allah banyak diberikan kepada perusahaan-perusahaan non Muslim (Kafir), syariat Islam dianggap ketinggalan zaman, maraknya pemurtadan, munculannya berbagai macam aliran & pemikiran yang sudah jauh dari tuntunan pedahulu-pendahulu kita yang shalih dan kerusakan-kerusakan lainnya. Negeri ini memang tengah meluncur ke jurang kebinasaan, haruskah iman dan akidah kita ikut tergadai?

Semoga Allah memberikan taufiknya kepada kita, hingga kita dapat mengikutinya jalan yang diridhainya sesuai dengan tuntunan Nabi kita Saw.

Semoga bermanfaat buat Pembaca & Penulis

Jumat, 24 Januari 2014

MARAKNYA PESTA SETAN DIMALAM TAHUN BARU

Ada yang sangat memprihatinkan setiap kali pergantian tahun baru masehi tiba. Keprihatinan itu ialah disebabkan mayoritas masyarakat Muslim di negeri ini semakin larut dan semakin menikmati berbagai upacara dan pesta menyambut tahun baru.
Berbagai aktivitas dirancang sejak dari malamnya sampai waktu mid night tiba. Puluhan milyar rupiah dibuang dan dibakar melalu pesta kembang api. Berjam-jam waktu dihabiskan hanya sekedar untuk bergembira ria yang semu. Jalan-jalan dan tempat-tempat lapang serta pantai dipenuhi jutaan manusia. Sambil membawa anak yang masih bayi sekalipun, mereka siap menghabiskan malam tahun baru di jalan dan terjebak kemacetan luar biasa.

Bahkan di tengah dinginnya udara seperti daerah puncak dipadati ribuan kendraan roda empat dan dua, sehingga mengakibatkan macet panjang dari Cianjur sampai Ciawi, Bogor. Saat mereka lelah, mereka mencari tempat beristirahat termasuk masjid-masjid yang ada di sepanjang jalan di mana mereka terjebak kemacetan. Saat waktu sholat subuh tiba, mereka tertidur nyenyak keletihan dan tak mampu bergerak untuk shalat subuh, atau memang tidak ada lagi keinginan shalat, padahal mereka sedang berada di dalam masjid.


Belum lagi mereka yang melakukan pesta mabuk-mabukan sehingga tak jarang mengakibatkan tabrakan di jalan dan kericuhan di tempat-tempat pesta pora sehingga aparat kepolisian harus berkerja ekstra dengan ribuan prajuritnya untuk menjaga keamanan.


Tahun ini muncul satu fenomena baru yang mengagetkan, yakni banyaknya masyarakat yang menyalakan kembang api dan petasan sehingga hingar bingar malam tahun baru bukan hanya di tempat-tempat keramaian, akan tetapi sudah menyerang masuk ke komplek-komplek perumahan dan perkampungan. Sepertinya tak ada rumah tanpa kembang api, petasan dan terompet.


Mana masjid-masjid yang dulu di tahun 90an masih dipenuhi oleh generasi muda Islam sambil melakukan muhasabah (evaluasi diri)? Pendek kata, pesta menyambut tahun baru benar-benar sudah merasuk kedalam lerung hati dan pikiran masyarakat dan tak terkecuali para pejabat pemerintahan sehingga menjadi sebuah pesta pora ala setan.


Sepertinya, untuk sampai ke tingkat yang sangat memprihatinkan ini, komunitas setan telah bekerja keras bertahun-tahun.Akhirnya, mereka berhasil juga menjerumuskan masyarakat Muslim Indonesia ini ke dalam pesta ala mereka. Ilustrasi berikut ini mungkin bisa membantu kita untuk memahami kenapa hampir mayoritas masyarakat Msulim di negeri ini terjerumus ke dalam jurang tipu daya setan yang di tahun 70an kita belum melihatnya separah apa yang kita saksikan pada beberapa tahun belakangan ini.

Pada suatu hari, Iblis sang bosnya setan mengumpulkan komunitasnya sambil berkata kepada mereka :

Kita harus bekerja keras agar anak-cucu Adam di Indonesia ini mau menjadi pengikut dan budak kita. Kita harus buat strategi yang jitu sehingga mereka suatu saat beramai-ramai tidak menyadari kekeliruan yang mereka lakukan dan bahkan merasakan kenikmatannya dan mengira itu adalah suatu kebenaran atau sah-sah saja.


Strategi tu ialah, kita tidak mungkin memulai dengan melarang mereka ke masjid-masjid, membaca dan mempelajari Al-Qur’an, belajar Islam… Kita tidak mungkin melarang mereka berzikir dan membangun hubungan dengan Allah dan nabi mereka Muhammad….. Kalau ini yang kita lakukan, kita akan kehabisan energy dan mereka tidak mungkin dapat dikalahkan…


Sebab itu, biarkanlah mereka pergi ke masjid pada saat tertentu seperti hari jumat, iedul fitri dan iedul adh-ha.. Di tengah-tengah itu, dorong mereka agar menggunakan syahwat harta, tahta dan wanita. Bagi yang tidak kebagian, dorong syahwat pesta pora dan ingin bersenang-senang.Nah, malam tahun baru masehi adalah waktu yang paling pas untuk memobilisasi mereka terjerumus ke dalam perangkap kita.


Pada dasarnya, kata Iblis lagi; sibukkan kaum Muslimin di negeri ini dengan hal-hal yang tidak bermutu, dorong mereka untuk menghabiskan waktu dan uang pada perkara-perkara yang tidak bermanfaat dan bahkan sampai ke tingkat mubazir, seperti terompet, petasan dan kembang api. Kalau kita sudah berhasil menciptakan kondisi seperti itu, berarti kita sudah menang dan mereka sudah menjadi saudara-saudara kita. (QS.Al-Isra’ : 27).


Agar strategi kita kuat dan berpengaruh jangka panjang, kita perlu meningkatkan kinerja. Berbagai daya tarik perlu diciptakan. Berbagai alternatif perlu ditawarkan dan berbagai langkah perlu dijalankan. Di antaranya :


Uapayakan mereka hidup konsumtif dan hidup dalam berhutang dan berhutang (kredit dan kredit)…

Dorong mereka bekerja keras untuk mencari uang sepanjang hari, kalau perlu sampai larut malam dan buat alasan kerja itu ibadah… Kalau bisa, dorong mereka bekerja 10 -124 jam perhari, 6-7 hari perpekan dan begitulah sepanjang tahun…

Bangun angan-angan dan janji-janji kosong dalam benak mereka untuk jadi orang kaya, punya uang banyak, rumah besar, kendaraan mewah, anak-anak harus sekolah di sekolah-sekolah mahal. (QS.Annisa’ : 120 dan Al-Isra’ : 64)


Jangan sampai mereka punya waktu yang cukup untuk anak-anak dan istri-istri mereka, dengan alasan bekerja keras untuk membahagiakan mereka…Demikian juga upayakan agar tidak ada waktu silaturtahmi dengan orang tua dan karib kerabat mereka dengan alasan sedang sibuk meniti karir dan mencapai kebebasan financial….


Pokoknya, buat mereka seakan-akan sangat sibuk dengan urusan yang besar-besar… Bangun dalam diri mereka kebanggaan pada fasilitas hidup dunia, seperti mobil, rumah, handphone dan berbagai perangkat lainnya.. Dorong gengsi mereka sebesar-nya terhadap aspek materil sehingga mereka menjadi orang-orang yang sombong…


Untuk itu, lalaikan mereka dengan berbagai bentuk hiburan seperti musik, video, sinetron, film, party dan sebagainya… Dengan demikian, mereka akan menjadi orang yang lalai mengingat Allah dan berorientasi duniawi dan tidak ingat lagi kematian dan akhirat…


Terkait wanita wanita Muslimah, rangsang mereka untuk keluar rumah dan meninggalkan anak-anak mereka., baik dengan alasan bekerja maupun dakwah, shopping atau arisan (silaturrahmi). Kembangkan dalam pikiran mereka semangat kompetisi tdiak sehat dengan kaum pria… Ajarkan kepada mereka berbagai fashion dan teknis kecantikan fisik kendati harus merubah jenis kelamin mereka sendiri (QS. Annisa’ : 119).


Ajarkan mereka untuk selalu tidak puas pada pemberian suami mereka, baik terkait dengan harta maupun dengan nafkah batin. Pokoknya, buat mereka sibuk sesibuknya sehingga tidak ada waktu untuk melayani suami dan merawat anak-anak mereka secara sempurna.. Dengan demikian, rumah tangga dan anak-anak mereka dijamin berantakan….


Inilah tugas kalian… Inilah tugas kalian… inilah tugas kalian, kata sang Iblis.. Mendengar perintah tersebut, para setan serentak menjawab : Oke Boss… Kami akan lakukan… Lalu Iblis berkata : Apa bukti kalian berhasil? Salah satu setan senior menjawab : Lihat saja nanti saat menyambut tahun baru masehi… Bila mayoritas kaum Muslim tumpah ruah sambil berpesta pora ala kita dalam menyambut tahun baru masehi dan tidak ingat lagi sholat, tidak ingat lagi Allah, bahkan tokoh-tokoh dakwahnya sudah pada ikutan, saat itulah misi kita berhasil (QS.Al-Hijr : 39 -42)


Saudaraku… Ini hanyalah ilustrasi, namun faktanya mungkin lebih dari itu. Untuk itu, waspadalah selalu terhadap langkah dan tipudaya setan, karena tipu dayanya sangat licik dan membahayakan kehidupan dunia dan akhirat kita. Allah berfirman :


يَا بَنِي آَدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ كَمَا أَخْرَجَ أَبَوَيْكُمْ مِنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْآَتِهِمَا إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْ إِنَّا جَعَلْنَا الشَّيَاطِينَ أَوْلِيَاءَ لِلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ (27) وَإِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً قَالُوا وَجَدْنَا عَلَيْهَا آَبَاءَنَا وَاللَّهُ أَمَرَنَا بِهَا قُلْ إِنَّ اللَّهَ لَا يَأْمُرُ بِالْفَحْشَاءِ أَتَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ (28)


Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya ‘auratnya.


Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpim bagi orang-orang yang tidak beriman.(27)


Dan apabila mereka melakukan perbuatan keji, mereka berkata: “Kami mendapati nenek moyang kami mengerjakan yang demikian itu, dan Allah menyuruh kami mengerjakannya.” Katakanlah: “Sesungguhnya Allah tidak menyuruh (mengerjakan) perbuatan yang keji.” Mengapa kamu mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui? (28) (QS. Al-A’raf : 27 -28) Allahul Must’aan…

MARAKNYA PESTA SETAN DIMALAM TAHUN BARU Ada yang sangat memprihatinkan setiap kali pergantian tahun baru masehi tiba. Keprihatinan itu ialah disebabkan mayoritas masyarakat Muslim di negeri ini semakin larut dan semakin menikmati berbagai upacara dan pesta menyambut tahun baru. Berbagai aktivitas dirancang sejak dari malamnya sampai waktu mid night tiba. Puluhan milyar rupiah dibuang dan dibakar melalu pesta kembang api. Berjam-jam waktu dihabiskan hanya sekedar untuk bergembira ria yang semu. Jalan-jalan dan tempat-tempat lapang serta pantai dipenuhi jutaan manusia. Sambil membawa anak yang masih bayi sekalipun, mereka siap menghabiskan malam tahun baru di jalan dan terjebak kemacetan luar biasa. Bahkan di tengah dinginnya udara seperti daerah puncak dipadati ribuan kendraan roda empat dan dua, sehingga mengakibatkan macet panjang dari Cianjur sampai Ciawi, Bogor. Saat mereka lelah, mereka mencari tempat beristirahat termasuk masjid-masjid yang ada di sepanjang jalan di mana mereka terjebak kemacetan. Saat waktu sholat subuh tiba, mereka tertidur nyenyak keletihan dan tak mampu bergerak untuk shalat subuh, atau memang tidak ada lagi keinginan shalat, padahal mereka sedang berada di dalam masjid. Belum lagi mereka yang melakukan pesta mabuk-mabukan sehingga tak jarang mengakibatkan tabrakan di jalan dan kericuhan di tempat-tempat pesta pora sehingga aparat kepolisian harus berkerja ekstra dengan ribuan prajuritnya untuk menjaga keamanan. Tahun ini muncul satu fenomena baru yang mengagetkan, yakni banyaknya masyarakat yang menyalakan kembang api dan petasan sehingga hingar bingar malam tahun baru bukan hanya di tempat-tempat keramaian, akan tetapi sudah menyerang masuk ke komplek-komplek perumahan dan perkampungan. Sepertinya tak ada rumah tanpa kembang api, petasan dan terompet. Mana masjid-masjid yang dulu di tahun 90an masih dipenuhi oleh generasi muda Islam sambil melakukan muhasabah (evaluasi diri)? Pendek kata, pesta menyambut tahun baru benar-benar sudah merasuk kedalam lerung hati dan pikiran masyarakat dan tak terkecuali para pejabat pemerintahan sehingga menjadi sebuah pesta pora ala setan. Sepertinya, untuk sampai ke tingkat yang sangat memprihatinkan ini, komunitas setan telah bekerja keras bertahun-tahun.Akhirnya, mereka berhasil juga menjerumuskan masyarakat Muslim Indonesia ini ke dalam pesta ala mereka. Ilustrasi berikut ini mungkin bisa membantu kita untuk memahami kenapa hampir mayoritas masyarakat Msulim di negeri ini terjerumus ke dalam jurang tipu daya setan yang di tahun 70an kita belum melihatnya separah apa yang kita saksikan pada beberapa tahun belakangan ini. Pada suatu hari, Iblis sang bosnya setan mengumpulkan komunitasnya sambil berkata kepada mereka : Kita harus bekerja keras agar anak-cucu Adam di Indonesia ini mau menjadi pengikut dan budak kita. Kita harus buat strategi yang jitu sehingga mereka suatu saat beramai-ramai tidak menyadari kekeliruan yang mereka lakukan dan bahkan merasakan kenikmatannya dan mengira itu adalah suatu kebenaran atau sah-sah saja. Strategi tu ialah, kita tidak mungkin memulai dengan melarang mereka ke masjid-masjid, membaca dan mempelajari Al-Qur’an, belajar Islam… Kita tidak mungkin melarang mereka berzikir dan membangun hubungan dengan Allah dan nabi mereka Muhammad….. Kalau ini yang kita lakukan, kita akan kehabisan energy dan mereka tidak mungkin dapat dikalahkan… Sebab itu, biarkanlah mereka pergi ke masjid pada saat tertentu seperti hari jumat, iedul fitri dan iedul adh-ha.. Di tengah-tengah itu, dorong mereka agar menggunakan syahwat harta, tahta dan wanita. Bagi yang tidak kebagian, dorong syahwat pesta pora dan ingin bersenang-senang.Nah, malam tahun baru masehi adalah waktu yang paling pas untuk memobilisasi mereka terjerumus ke dalam perangkap kita. Pada dasarnya, kata Iblis lagi; sibukkan kaum Muslimin di negeri ini dengan hal-hal yang tidak bermutu, dorong mereka untuk menghabiskan waktu dan uang pada perkara-perkara yang tidak bermanfaat dan bahkan sampai ke tingkat mubazir, seperti terompet, petasan dan kembang api. Kalau kita sudah berhasil menciptakan kondisi seperti itu, berarti kita sudah menang dan mereka sudah menjadi saudara-saudara kita. (QS.Al-Isra’ : 27). Agar strategi kita kuat dan berpengaruh jangka panjang, kita perlu meningkatkan kinerja. Berbagai daya tarik perlu diciptakan. Berbagai alternatif perlu ditawarkan dan berbagai langkah perlu dijalankan. Di antaranya : Uapayakan mereka hidup konsumtif dan hidup dalam berhutang dan berhutang (kredit dan kredit)… Dorong mereka bekerja keras untuk mencari uang sepanjang hari, kalau perlu sampai larut malam dan buat alasan kerja itu ibadah… Kalau bisa, dorong mereka bekerja 10 -124 jam perhari, 6-7 hari perpekan dan begitulah sepanjang tahun… Bangun angan-angan dan janji-janji kosong dalam benak mereka untuk jadi orang kaya, punya uang banyak, rumah besar, kendaraan mewah, anak-anak harus sekolah di sekolah-sekolah mahal. (QS.Annisa’ : 120 dan Al-Isra’ : 64) Jangan sampai mereka punya waktu yang cukup untuk anak-anak dan istri-istri mereka, dengan alasan bekerja keras untuk membahagiakan mereka…Demikian juga upayakan agar tidak ada waktu silaturtahmi dengan orang tua dan karib kerabat mereka dengan alasan sedang sibuk meniti karir dan mencapai kebebasan financial…. Pokoknya, buat mereka seakan-akan sangat sibuk dengan urusan yang besar-besar… Bangun dalam diri mereka kebanggaan pada fasilitas hidup dunia, seperti mobil, rumah, handphone dan berbagai perangkat lainnya.. Dorong gengsi mereka sebesar-nya terhadap aspek materil sehingga mereka menjadi orang-orang yang sombong… Untuk itu, lalaikan mereka dengan berbagai bentuk hiburan seperti musik, video, sinetron, film, party dan sebagainya… Dengan demikian, mereka akan menjadi orang yang lalai mengingat Allah dan berorientasi duniawi dan tidak ingat lagi kematian dan akhirat… Terkait wanita wanita Muslimah, rangsang mereka untuk keluar rumah dan meninggalkan anak-anak mereka., baik dengan alasan bekerja maupun dakwah, shopping atau arisan (silaturrahmi). Kembangkan dalam pikiran mereka semangat kompetisi tdiak sehat dengan kaum pria… Ajarkan kepada mereka berbagai fashion dan teknis kecantikan fisik kendati harus merubah jenis kelamin mereka sendiri (QS. Annisa’ : 119). Ajarkan mereka untuk selalu tidak puas pada pemberian suami mereka, baik terkait dengan harta maupun dengan nafkah batin. Pokoknya, buat mereka sibuk sesibuknya sehingga tidak ada waktu untuk melayani suami dan merawat anak-anak mereka secara sempurna.. Dengan demikian, rumah tangga dan anak-anak mereka dijamin berantakan…. Inilah tugas kalian… Inilah tugas kalian… inilah tugas kalian, kata sang Iblis.. Mendengar perintah tersebut, para setan serentak menjawab : Oke Boss… Kami akan lakukan… Lalu Iblis berkata : Apa bukti kalian berhasil? Salah satu setan senior menjawab : Lihat saja nanti saat menyambut tahun baru masehi… Bila mayoritas kaum Muslim tumpah ruah sambil berpesta pora ala kita dalam menyambut tahun baru masehi dan tidak ingat lagi sholat, tidak ingat lagi Allah, bahkan tokoh-tokoh dakwahnya sudah pada ikutan, saat itulah misi kita berhasil (QS.Al-Hijr : 39 -42) Saudaraku… Ini hanyalah ilustrasi, namun faktanya mungkin lebih dari itu. Untuk itu, waspadalah selalu terhadap langkah dan tipudaya setan, karena tipu dayanya sangat licik dan membahayakan kehidupan dunia dan akhirat kita. Allah berfirman : يَا بَنِي آَدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ كَمَا أَخْرَجَ أَبَوَيْكُمْ مِنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْآَتِهِمَا إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْ إِنَّا جَعَلْنَا الشَّيَاطِينَ أَوْلِيَاءَ لِلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ (27) وَإِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً قَالُوا وَجَدْنَا عَلَيْهَا آَبَاءَنَا وَاللَّهُ أَمَرَنَا بِهَا قُلْ إِنَّ اللَّهَ لَا يَأْمُرُ بِالْفَحْشَاءِ أَتَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ (28) Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya ‘auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpim bagi orang-orang yang tidak beriman.(27) Dan apabila mereka melakukan perbuatan keji, mereka berkata: “Kami mendapati nenek moyang kami mengerjakan yang demikian itu, dan Allah menyuruh kami mengerjakannya.” Katakanlah: “Sesungguhnya Allah tidak menyuruh (mengerjakan) perbuatan yang keji.” Mengapa kamu mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui? (28) (QS. Al-A’raf : 27 -28)

CIRI KHAS ULAMA DAN ULAMA WAHABI

1. Kata kunci dan tema sentral dari fatwa para ulama
Wahabi Salafi berkisar pada (a) bid'ah; (b) syirik; (c) kufur;
(d) syiah rafidlah kepada kelompok Islam atau muslim lain
yang tidak searah dengan mereka. Kita akan sering
menemukan salah satu dari 4 kata itu dalam setiap fatwa
mereka.
2. Dalam memberi fatwa, tokoh utama ulama Wahabi Salafi
akan langsung berijtihad sendiri dengan mengutip ayat dan
hadits yang mendukung. Atau, kalau mengutip fatwa ulama,
mereka akan cenderung mengutip fatwa dari Ibnu Taimiyah
atau Ibnul Qayyim. Selanjutnya, mereka akan membuat fatwa
sendiri yang kemudian akan menjadi dalil para pengikut
Wahabi. Dengan kata lain, pengikut Wahabi hanya mau
bertaklid buta pada ulama Wahabi.
3. Tokoh atau ulama Wahabi Salafi level kedua ke bawah
akan cenderung menjadikan fatwa tokoh Salafi level pertama
sebagai salah satu rujukan utama. Atau kalau tidak, akan
memberi fatwa yang segaris dengan ulama Wahabi level
pertama.
4. Kalangan ulama atau tokoh Wahabi Salafi tidak suka atau
sangat jarang mengutip pendapat ulama salaf seperti ulama
madzhab yang empat dan yang lain kecuali madzhab Hanbali
yang merupakan tempat rujukan asal mereka dalam bidang
fiqih walaupun tidak mereka akui secara jelas. Hanya
pendapat Ibnu Taimiyah dan Ibnul Qayyim yang sering
dikutip untuk pendapat ulama di atasnya Muhammad ibnu
Abdil Wahhab terutama dalam bidang yang menyangkut
aqidah.
5. Di mata ulama Wahabi, perayaan keislaman yang boleh
dilakukan hanyalah hari raya idul fitri dan idul adha.
Sedangkan perayaan yang lain seperti maulid Nabi
Muhammad , peringatan Isra' Mi'raj dan perayaan tahun baru
Islam dianggap haram dan bid'ah.
6. Gerakan-gerakan atau organisasi Islam yang di luar
Wahabi Salafi atau yang tidak segaris dengan manhaj
(aturan standar ideologi) Wahabi akan mendapat label syirik,
kufur atau bid'ah.
7. Semua lulusan universitas Arab Saudi dan afiliasinya
adalah kader Wahabi Salafi. Sampai terbukti sebaliknya.
8. Pengikut/aktivis Wahabi Salafi tidak mau taklid (mengikuti
pendapat) ulama salaf (klasik) dan khalaf (kontemporer), tapi
dengan senang hati taklid kepada pendapat dan fatwa
ulama-ulama Wahabi Salafi atau fatwa-fatwa yang
dikeluarkan oleh Al-Lajnah ad-Daimah lil Buhuts wal Ifta'
( ﺍﻟﻠﺠﻨﺔ ﺍﻟﺪﺍﺋﻤﺔ ﻟﻠﺒﺤﻮﺙ ﺍﻟﻌﻠﻤﻴﺔ ﻭﺍﻹﻓﺘﺎﺀ ﻭﺍﻟﺪﻋﻮﺓ ﻭﺍﻹﺭﺷﺎﺩ ) dan lembaga serta
ulama-ulama yang menjadi anggota Hai'ah Kibaril Ulama
( ﻫﻴﺌﺔ ﻛﺒﺎﺭ ﺍﻟﻌﻠﻤﺎﺀ ) yang nama lengkapnya adalah Ar-Riasah al-
Ammah lil Buhuts wal Ifta' ( ﺍﻟﺮﺋﺎﺳﺔ ﺍﻟﻌﺎﻣﺔ ﻟﻠﺒﺤﻮﺙ ﺍﻟﻌﻠﻤﻴﺔ ﻭﺍﻹﻓﺘﺎﺀ ( .
9. Pengikut/aktivis sangat menghormati ulama-ulama
mereka dan selalu menyebut para ulama Wahabi dengan
awalan Syekh dan kadang diakhiri dengan rahimahu-Llah
atau hafidzahulLah. Seperti, Syeikh Utsaimn, Syeikh Bin Baz,
dll. Tapi, menyebut ulama-ulama lain cukup dengan
memanggil namanya saja.
10. Ulama Wahabi Salafi utama (kecuali Nashiruddin Albani
yang asli Albania) mayoritas berasal dari Arab Saudi dan
bertempat tinggal di Arab Saudi. Oleh karena itu, mereka
umumnya memakai baju tradisional khas Arab Saudi yaitu
(a) gamis/jubah warna putih (b) surban merah (c) surban
putih (d) maslah yaitu jubah luar tanpa kancing warna hitam
atau coklat yang biasa dipakai raja. Lihat baju luar yang
dipakai Abdul Wahab dan Al-Utsaimin.
Oleh karena itu, saat kita membaca buku, kitab atau
browsing di internet, tidak sulit menengarai pada fatwa
ulama non-Wahabi, mana fatwa yang berasal dari Wahabi
Salafi dan mana tulisan sebuah website atau blog yang
penulisnya adalah pengikut Wahabi.
Sayangnya, tidak sedikit dari kalangan awam yang terkadang
tidak sadar bahwa fatwa agama dalam buku atau situs
internet yang mereka baca berasal dari fatwa Wahabi Salafi.
Semoga dengan informasi ini, para pencari informasi
keagamaan akan semakin tercerahkan.
Intinya, cara termudah mengetahui apakah seorang ulama,
ustadz atau tokoh agama atau orang awam biasa itu
berfaham Wahabi Salafi adalah dari (a) latar belakang
pendidikannya; (b) buku atau kitab yang dikutip; dan (c) cara
memanggil ulama Wahabi dan ulama non-Wahabi (lihat poin
9).
TOKOH UTAMA ULAMA WAHABI
Daftar nama tokoh ulama Wahabi level pertama. Ulama atau
tokoh Wahabi level kedua dan seterusnya akan mengutip
pendapat tokoh level I ini sebagai rujukan pendapat mereka.
1. Muhammad bin Abdul Wahhab (1115 H - 1206 H/1701 -
1793 M)
Jabatan penting di Kerajaan Arab SAudi:
- Pendiri dan pelopor gerakan Wahabi/Salafi.
- Mufti Kerajaan Arab Saudi.
Kitab karya Muhammad bin Abdul Wahab
1. ﺭﺳﺎﺋﻞ ﺍﻟﻌﻘﻴﺪﺓ
.2 ﻛﺘﺎﺏ ﺍﻟﻜﺒﺎﺋﺮ
.3 ﻣﺨﺘﺼﺮ ﺍﻹﻧﺼﺎﻑ ﻭﺍﻟﺸﺮﺡ ﺍﻟﻜﺒﻴﺮ
.4 ﺃﺭﺑﻊ ﻗﻮﺍﻋﺪ ﺗﺪﻭﺭ ﺍﻷﺣﻜﺎﻡ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﻭﻳﻠﻴﻬﺎ ﻧﺒﺬﺓ ﻓﻲ ﺍﺗﺒﺎﻉ ﺍﻟﻨﺼﻮﺹ ﻣﻊ ﺍﺣﺘﺮﺍﻡ ﺍﻟﻌﻠﻤﺎﺀ
.5 ﻣﺒﺤﺚ ﺍﻹﺟﺘﻬﺎﺩ ﻭﺍﻟﺨﻼﻑ
.6 ﻛﺘﺎﺏ ﺍﻟﻄﻬﺎﺭﺓ
.7 ﺷﺮﻭﻁ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺃﺭﻛﺎﻧﻬﺎ ﻭﻭﺍﺟﺒﺎﺗﻬﺎ
.8 ﻛﺘﺎﺏ ﺁﺩﺍﺏ ﺍﻟﻤﺸﻲ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﺼﻼﺓ
.9 ﺃﺣﻜﺎﻡ ﺗﻤﻨﻲ ﺍﻟﻤﻮﺕ
.10 ﻣﺨﺘﺼﺮ ﺳﻴﺮﺓ ﺍﻟﺮﺳﻮﻝ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ
.11 ﻓﺘﺎﻭﻯ ﻭﻣﺴﺎﺋﻞ
.12 ﺗﻔﺴﻴﺮ ﺁﻳﺎﺕ ﻣﻦ ﺍﻟﻘﺮﺁﻥ ﺍﻟﻜﺮﻳﻢ
.13 ﻛﺘﺎﺏ ﻓﻀﺎﺋﻞ ﺍﻟﻘﺮﺁﻥ
.14 ﻣﺨﺘﺼﺮ ﺯﺍﺩ ﺍﻟﻤﻌﺎﺩ
.15 ﺍﻟﺮﺳﺎﺋﻞ ﺍﻟﺸﺨﺼﻴﺔ
.16 ﻣﺨﺘﺼﺮ ﺗﻔﺴﻴﺮ ﺳﻮﺭﺓ ﺍﻷﻧﻔﺎﻝ
.17 ﺑﻌﺾ ﻓﻮﺍﺋﺪ ﺻﻠﺢ ﺍﻟﺤﺪﻳﺒﻴﺔ
.18 ﺭﺳﺎﻟﺔ ﻓﻲ ﺍﻟﺮﺩ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺮﺍﻓﻀﺔ
.19 ﺍﻟﺨﻄﺐ ﺍﻟﻤﻨﺒﺮﻳﺔ
.20 ﻗﺴﻢ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ
.21 ﺍﻟﻤﺴﺎﺋﻞ ﺍﻟﺘﻲ ﻟﺨﺼﻬﺎ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻮﻫﺎﺏ ﻣﻦ ﻛﻼﻡ ﺷﻴﺦ ﺍﻹﺳﻼﻡ ﺍﺑﻦ ﺗﻴﻤﻴﺔ
2. Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz (1330 H - 1420 H / 1910
M - 1999 M)
Jabatan penting di Kerajaan Arab Saudi:
- Qadhi (Hakim) di daerah al-Kharaj semenjak tahun
1357-1371 H,
- Tahun 1390 H - 1395 H Rektor Universitas Islam Madinah.
- tahun 1414 H Mufti Umum Kerajaan.
Kitab atau buku karya tulis bin Baz
1. ﺍﻷﺩﻟﺔ ﺍﻝ؃ﺍﺷﻔﺔ ﻷﺧﻄﺎﺀ ﺑﻌﺾ ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ
.2 ﺍﻷﺩﻟﺔ ﺍﻟﻨﻘﻠﻴﺔ ﻭﺍﻟﺤﺴﻴﺔ ﻋﻠﻰ ﺇﻣﻜﺎﻥ ﺍﻟﺼﻌﻮﺩ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻜﻮﺍﻛﺐ ﻭﻋﻠﻰ ﺟﺮﻳﺎﻥ ﺍﻟﺸﻤﺲ
ﻭﺳﻜﻮﻥ ﺍﻷﺭﺽ
.3 ﺇﻗﺎﻣﺔ ﺍﻟﺒﺮﺍﻫﻴﻦ ﻋﻠﻰ ﺣﻜﻢ ﻣﻦ ﺍﺳﺘﻐﺎﺙ ﺑﻐﻴﺮ ﺍﻟﻠﻪ ﺃﻭ ﺻﺪﻕ ﺍﻟﻜﻬﻨﺔ ﻭﺍﻟﻌﺮﺍﻓﻴﻦ
.4 ﺍﻹﻣﺎﻡ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻮﻫﺎﺏ : ﺩﻋﻮﺗﻪ ﻭﺳﻴﺮﺗﻪ
.5 ﺑﻴﺎﻥ ﻣﻌﻨﻰ ﻛﻠﻤﺔ ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﺍﻟﻠﻪ
.6 ﺍﻟﺘﺤﻘﻴﻖ ﻭﺍﻹﻳﻀﺎﺡ ﻟﻜﺜﻴﺮ ﻣﻦ ﻣﺴﺎﺋﻞ ﺍﻟﺤﺞ ﻭﺍﻟﻌﻤﺮﺓ ﻭﺍﻟﺰﻳﺎﺭﺓ ﻋﻠﻰ ﺿﻮﺀ ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ ﻭﺍﻟﺴﻨﺔ
.7 ﺗﻨﺒﻴﻬﺎﺕ ﻫﺎﻣﺔ ﻋﻠﻰ ﻣﺎ ﻛﺘﺒﻪ ﻣﺤﻤﺪ ﻋﻠﻲ ﺍﻟﺼﺎﺑﻮﻧﻲ ﻓﻲ ﺻﻔﺎﺕ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﺰ ﻭﺟﻞ
.8 ﺍﻟﻌﻘﻴﺪﺓ ﺍﻟﺼﺤﻴﺤﺔ ﻭﻣﺎ ﻳﻀﺎﺩﻫﺎ
.9 ﺍﻟﺪﻋﻮﺓ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻠﻪ
.10 ﺗﻨﺒﻴﻪ ﻫﺎﻡ ﻋﻠﻰ ﻛﺬﺏ ﺍﻟﻮﺻﻴﺔ ﺍﻟﻤﻨﺴﻮﺑﺔ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺃﺣﻤﺪ
.11 ﻭﺟﻮﺏ ﺍﻟﻌﻤﻞ ﺑﺎﻟﺴﻨﺔ ﻭﻛﻔﺮ ﻣﻦ ﺃﻧﻜﺮﻫﺎ
.12 ﺍﻟﺪﻋﻮﺓ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ ﻭﺃﺧﻼﻕ ﺍﻟﺪﻋﺎﺓ
3. Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin (1347 H - 1421 H)
Al Utsaimin adalah pakar fiqih-nya kalangan Wahabi Salafi.
Banyak persoalan hukum baru yang difatwakan olehnya.
Seperti haramnya mengucapkan selamat natal , dan lain-lain.
Jabatan penting di Kerajaan Arab Saudi:
- Imam masjid jami’ al Kabir Unaizaih
- Mengajar di perpustakaan nasional Unaizah
- Dosen fakultas syariah dan fakultas ushuluddin cabang
Universitas Islam Imam Muhammad bin saud di Qasim,
Kitab atau buku karya tulis Al-Utsaimin
1. ﺃﺻﻮﻝ ﻓﻲ ﺍﻟﺘﻔﺴﻴﺮ
.2 ﺷﺮﺡ ﻣﻘﺪﻣﺔ ﺍﻟﺘﻔﺴﻴﺮ
.3 ﺗﻔﺴﻴﺮ ﺍﻟﻘﺮﺁﻥ ﺍﻟﻜﺮﻳﻢ
.4 ﻣﺠﻤﻮﻉ ﺍﻟﻔﺘﺎﻭﻯ
.5 ﺍﻟﺸﺮﺡ ﺍﻟﻤﻤﺘﻊ
.6 ﺍﻟﻘﻮﻝ ﺍﻟﻤﻔﻴﺪ ﻓﻲ ﺷﺮﺡ ﻛﺘﺎﺏ ﺍﻟﺘﻮﺣﻴﺪ
.7 ﺍﻹﺑﺪﺍﻉ ﻓﻲ ﻛﻤﺎﻝ ﺍﻟﺸﺮﻉ ﻭﺧﻄﺮ ﺍﻻﺑﺘﺪﺍﻉ
.8 ﺭﺳﺎﻟﺔ ﺍﻟﺤﺠﺎﺏ
.9 ﺯﺍﺩ ﺍﻟﺪﺍﻋﻴﺔ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻠﻪ
.10 ﺷﺮﺡ ﺍﻷﺻﻮﻝ ﺍﻟﺴﺘﺔ
.11 ﺷﺮﺡ ﺍﻟﻌﻘﻴﺪﺓ ﺍﻟﻮﺍﺳﻄﻴﺔ ) ﺷﺮﺡ ﻣﻄﻮﻝ (
.12 ﺍﻟﻀﻴﺎﺀ ﺍﻟﻼﻣﻊ ﻣﻦ ﺍﻟﺨﻄﺐ ﺍﻟﺠﻮﺍﻣﻊ
.13 ﻋﻘﻴﺪﺓ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺴﻨﺔ ﻭﺍﻟﺠﻤﺎﻋﺔ
.14 ﻓﺘﺢ ﺭﺏ ﺍﻟﺒﺮﻳﺔ ﺑﺖ؄ﺧﻴﺺ ﺍﻟﺤﻤﻮﻳﺔ
.15 ﻣﻦ ﻣﺸﻜﻼﺕ ﺍﻟﺸﺒﺎﺏ
.16 ﺍﻟﻤﻨﺘﻘﻰ ﻣﻦ ﻓﺮﺍﺋﺪ ﺍﻟﻔﻮﺍﺋﺪ 17
.17 ﻣﻨﻈﻮﻣﺔ ﻓﻲ ﺃﺻﻮﻝ ﺍﻟﻔﻘﻪ ﻭﻗﻮﺍﻋﺪﻩ
.18 ﺍﻟﻤﻨﻬﺞ ﻟﻤﺮﻳﺪ ﺍﻟﻌﻤﺮﺓ ﻭﺍﻟﺤﺞ
.19 ﺳﺆﺍﻝ ﻭﺟﻮﺍﺏ ﻣﻦ ﺑﺮﻧﺎﻣﺞ ﻧﻮﺭ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺪﺭﺏ
.20 ﺷﺮﺡ ﺃﺻﻮﻝ ﺍﻹﻳﻤﺎﻥ
.21 ﻣﺠﻤﻮﻋﺔ ﺃﺳﺌﻠﺔ ﻓﻲ ﺑﻴﻊ ﻭﺷﺮﺍﺀ ﺍﻟﺬﻫﺐ
4. Muhammad Nashiruddin Al-Albani (1333 H - 1420
H/1914 M - 1999 M)
Jabatan penting di Kerajaan Arab Saudi:
- Tahun 1381 - 1383 H: Dosen Hadits Universitas Islam
Madinah
Kitab atau buku karya tulis Al-Albani
1. ﺳﻠﺴﻠﺔ ﺍﻷﺣﺎﺩﻳﺚ ﺍﻟﺼﺤﻴﺤﺔ
.2 ﺳﻠﺴﻠﺔ ﺍﻷﺣﺎﺩﻳﺚ ﺍﻟﻀﻌﻴﻔﺔ
.3 ﺻﺤﻴﺢ ﺍﻟﺘﺮﻏﻴﺐ ﻭﺍﻟﺘﺮﻫﻴﺐ
.4 ﺿﻌﻴﻒ ﺍﻟﺘﺮﻏﻴﺐ ﻭﺍﻟﺘﺮﻫﻴﺐ
.5 ﺻﺤﻴﺢ ﻭﺿﻌﻴﻒ ﺍﻷﺩﺏ ﺍﻟﻤﻔﺮﺩ
.6 ﻇﻼﻝ ﺍﻟﺠﻨﻪ ﻓﻲ ﺗﺨﺮﻳﺞ ﺍﻟﺴﻨﺔ
.7 ﺳﻨﻦ ﺃﺑﻲ ﺩﺍﻭﺩ
.8 ﺟﺎﻣﻊ ﺍﻟﺘﺮﻣﺬﻱ
.9 ﺿﻌﻴﻒ ﺳﻨﻦ ﺍﻟﺘﺮﻣﺬﻱ
.10 ﺻﺤﻴﺢ ﺳﻨﻦ ﺍﺑﻦ ﻣﺎﺟﺔ
.11 ﺿﻌﻴﻒ ﺳﻨﻦ ﺍﺑﻦ ﻣﺎﺟﺔ
5. Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan (1345 H - )
Image
Jabatan penting di Kerajaan Arab Saudi:
- Dosen Institut Pendidikan Riyad
- Dosen Fakultas Syari'ah, Fakultas Ushulud Dien,
Mahkamah Syariah
- Anggota Lajnah Daimah lil Buhuts wal Ifta' (Komite Tetap
Riset Ilmiah dan Fatwa).
- Anggota Haiah Kibaril Ulama' dan Komite Fiqh Rabithah
Alam Islamiy di Mekkah
- Anggota Komite Pengawas Du'at Haji
- Ketua Lajnah Daimah lil buhuts wal ifta'.
- Imam, Khatib dan Pengajar di Masjid Pangeran Mut'ib bin
Abdil Aziz di Al Malzar.
Kitab atau buku karya tulis Al-Fauzan
1. ﺍﻟﻤﻨﺘﻘﻰ ﻣﻦ ﻓﺘﺎﻭﻯ ﺍﻟﻔﻮﺯﺍﻥ
.2 ﺷﺮﺡ ﻟﻤﻌﺔ ﺍﻹﻋﺘﻘﺎﺩ ﺍﻟﻬﺎﺩﻱ ﺇﻟﻰ ﺳﺒﻴﻞ ﺍﻟﺮﺷﺎﺩ
ﻣﻮﻓﻖ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﻗﺪﺍﻣﺔ
.3 ﺍﻟﻤﻠﺨﺺ ﻓﻲ ﺷﺮﺡ ﻛﺘﺎﺏ ﺍﻟﺘﻮﺣﻴﺪ
.4 ﺍﻟﺘﻌﻠﻴﻖ ﺍﻟﻤﺨﺘﺼﺮ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻘﺼﻴﺪﺓ ﺍﻟﻨﻮﻧﻴﺔ
ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺍﺑﻦ ﻗﻴﻢ ﺍﻟﺠﻮﺯﻳﺔ
6. Abdullah bin Abdurrahman bin Jibrin ( ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ ﺑﻦ
ﺟﺒﺮﻳﻦ ( 1933 2009- M / 1353 - 1430 H.
Jabatan penting di Kerajaan Arab Saudi
- Asisten Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz
- Anggota tetap majlis riset dan fatwa Arab Saudi
- Dosen syariah dan ushuluddin di Arab Saudi
Kitab atau buku karya tulis Ibnu Jibrin
1. ﺷﺮﺡ ﺃﺻﻮﻝ ﺍﻟﺴﻨﺔ ﻹﻣﺎﻡ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺴﻨﺔ ﺃﺑﻲ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﺃﺣﻤﺪ ﺑﻦ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺣﻨﺒﻞ ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ
ﺗﻌﺎﻟﻰ
.2 ﻓﻀﻞ ﺍﻟﺼﺤﺎﺑﺔ ﻭﺫﻡ ﻣﻦ ﻋﺎﺩﺍﻫﻢ
.3 ﺍﻹﺭﺷﺎﺩ ﺷﺮﺡ ﻟﻤﻌﺔ ﺍﻻﻋﺘﻘﺎﺩ ﺍﻟﻬﺎﺩﻱ ﺇﻟﻰ ﺳﺒﻴﻞ ﺍﻟﺮﺷﺎﺩ
.4 ﺍﻟﻜﻨﺰ ﺍﻟﺜﻤﻴﻦ
.5 ﺃﺧﺒﺎﺭ ﺍﻵﺣﺎﺩ
.6 ﺍﻟﺜﻤﺮﺍﺕ ﺍﻟﺠﻨﻴﺔ ﺷﺮﺡ ﺍﻟﻤﻨﻈﻮﻣﺔ ﺍﻟﺒﻴﻘﻮﻧﻴﺔ
.7 ﺣﻮﺍﺭ ﺭﻣﻀﺎﻧﻲ
.8 ﺳﺒﻌﻮﻥ ﻣﺨﺎﻟﻔﺔ ﺗﻘﻊ ﻓﻴﻬﺎ ﺍﻟﻨﺴﺎﺀ
.9 ﻓﻮﺍﺋﺪ ﻣﻦ ﺷﺮﺡ ﻣﻨﺎﺭ ﺍﻟﺴﺒﻴﻞ
.10 ﺇﺑﻬﺎﺝ ﺍﻟﻤﺆﻣﻨﻴﻦ ﺑﺸﺮﺡ ﻣﻨﻬﺞ ﺍﻟﺴﺎﻟﻜﻴﻦ ﻭﺗﻮﺿﻴﺢ ﺍﻟﻔﻘﻪ ﻓﻲ ﺍﻟﺪﻳﻦ
NAMA ANGGOTA KIBAR AL-ULAMA LIL-BUHUTS WAL-IFTA'
ARAB SAUDI
Lembaga pemberi fatwa resmi Arab Saudi bernama Hai'ah
Kibar-ul Ulama (lengkapnya, ﺍﻟﺮﺋﺎﺳﺔ ﺍﻟﻌﺎﻣﺔ ﻟﻠﺒﺤﻮﺙ ﺍﻟﻌﻠﻤﻴﺔ ﻭﺍﻹﻓﺘﺎﺀ )
yang anggotanya terdiri dari ulama senior Arab Saudi yang
dipilih oleh kerajaan. Mereka adalah termasuk dedengkot dan
tokoh Wahabi Salafi. Nama-namanya antara lain sebagai
berikut:
1. Abdul-`Aziz ibn `Abdullah ibn Muhammad Al Al-Shaykh
(ketua mufti saat ini)
2. Abdul-Razzaq ibn `Afify ibn `Atiyyah
3. Abdullah ibn Qa`ud
4. Ibrahim ibn Muhammad Al Al-Shaykh
5. Abdullah ibn Ghudayyan
6. Salih ibn Fawzan Al-Fawzan
7. Bakr ibn `Abdullah Abu Zayd
8. Abdullah ibn Mani`
9. Ahmad ibn `Aly ibn Ahmad Sayr Al-Mubaraky
10. Abdullah ibn Muhammad Al-Mutallaq
11. Abdullah ibn Muhammad ibn Sa`d Al Khanin
12. Sa`d ibn Nasir ibn `Abdul-Aziz Abu Habib Al-Shatry
13. Muhammad ibn Hasan Al Al-Shaykh
14. Abdul-Karim Al-Khudir
NAMA ANGGOTA LAJNAH DAIMAH WAL IFTA' ( ﺍﻟﻠﺠﻨﺔ ﺍﻟﺪﺍﺋﻤﺔ
ﻟﻠﺒﺤﻮﺙ ﺍﻟﻌﻠﻤﻴﺔ ﻭﺍﻹﻓﺘﺎﺀ ﻭﺍﻟﺪﻋﻮﺓ ﻭﺍﻹﺭﺷﺎﺩ ) ARAB SAUDI
Ulama yang tergabung dalam Lajnah Daimah wal Ifta' adalah
ulama berpengaruh di Arab Saudi. Semua dari mereka
beraliran Wahabi Salafi tentu saja. Nama-namanya antara
lain sebagai berikut:
1. Abdul Aziz bin Abdullah bin Muhammad Al-Syaikh (Ketua)
2. Shalih bin Fauzan Al-Fauzan
3. Ahmad bin Ali bin Sair Al-Mubaraki.
4. Abdul Karim bin Abdullah Al-Khidir.
5. Muhammad bin Hasan Al-Syaikh
6. Abdullah bin Muhammad bin Khunain.
7. Abdullah bin Muhammad Al-Mutlak
DAFTAR NAMA ULAMA WAHABI SALAFI LUAR ARAB SAUDI
Berikut nama-nama ulama terkemuka beraliran Salafi
Wahabi di negara lain selain Arab Saudi. Mayoritas dari
ulama-ulama berikut terinspirasi atau pernah menjadi murid
langsung dari tokoh-tokoh Wahabi Salafi Arab Saudi.
DAFTAR NAMA ULAMA WAHABI SALAFI INDIA PAKISTAN
Sebagian di antara ulama di bawah tidak punya kaitan
langsung dengan Muhammad bin Abdul Wahhab terutama
ulama India Pakistan namun memiliki konsep yang sama
atau serupa.
Ahmad bin Irfan Asy-Syahid ( ﺃﺣﻤﺪ ﺑﻦ ﻋﺮﻓﺎﻥ ﺍﻟﺸﻬﻴﺪ )
Ismail bin Abdul Ghani Ad-Dahlawi ( ﺇﺳﻤﺎﻋﻴﻞ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻐﻨﻲ ﺍﻟﺪﻫﻠﻮﻱ )
Muhammad Nadzir Husain Ad-Dahlawy ( ﻣﺤﻤﺪ ﻧﺬﻳﺮ ﺣﺴﻴﻦ ﺍﻟﺪﻫﻠﻮﻱ )
Muhammad Siddiq Hasan KHan Al-Qanuji ( ﻣﺤﻤﺪ ﺻﺪﻳﻖ ﺣﺴﻦ ﺧﺎﻥ
ﺍﻟﻘﻨﻮﺟﻲ)
Abu Turab Adz-Dzahiri ( ﺃﺑﻮ ﺗﺮﺍﺏ ﺍﻟﻈﺎﻫﺮﻱ )
Shafi Ar-Rahman Al-Mubarakpuri ( ﺻﻔﻲ ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ ﺍﻟﻤﺒﺎﺭﻛﻔﻮﺭﻱ )
Jamilur-Rohman Al-Afghani ( ﺟﻤﻴﻞ ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ ﺍﻷﻓﻐﺎﻧﻲ )
Ihsan Ilahi Dhahir Pakistan ( ﺇﺣﺴﺎﻥ ﺇﻟﻬﻲ ﻇﻬﻴﺮ ﺑﺎﻛﺴﺘﺎﻥ )
DAFTAR NAMA ULAMA WAHABI SALAFI IRAK
Ali 'Alauddin Al-Alusi ( ﻋﻠﻲ ﻋﻼﺀ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﺍﻷﻟﻮﺳﻲ )
Muhammad Bahjat Al-Atsari ( ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻬﺠﺖ ﺍﻷﺛﺮﻱ )
Mahmud Syukri Al-Alusi ( ﻣﺤﻤﻮﺩ ﺷﻜﺮﻱ ﺍﻷﻟﻮﺳﻲ )
DAFTAR NAMA ULAMA WAHABI SALAFI KUWAIT
Abdurrahman Abdul Kholik ( ﻋﺒﺪ ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﺨﺎﻟﻖ )
Utsman Al-Khamis ( ﻋﺜﻤﺎﻥ ﺍﻟﺨﻤﻴﺲ )
DAFTAR NAMA ULAMA WAHABI SALAFI MESIR
Muhammad Sa'id Ruslan ( ﻣﺤﻤﺪ ﺳﻌﻴﺪ ﺭﺳﻼﻥ )
Abu Ishaq Al-Huwaini ( ﺃﺑﻮ ﺇﺳﺤﺎﻕ ﺍﻟﺤﻮﻳﻨﻲ )
Ahmad Farid ( ﺃﺣﻤﺪ ﻓﺮﻳﺪ )
Ahmad Muhammad Syakir ( ﺃﺣﻤﺪ ﻣﺤﻤﺪ ﺷﺎﻛﺮ )
Sayyid Saaduddin Al-Ghabasyi ( ﺍﻟﺴﻴﺪ ﺳﻌﺪ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﺍﻟﻐﺒﺎﺷﻲ )
Jamal Al-Maraki ( ﺟﻤﺎﻝ ﺍﻟﻤﺮﺍﻛﺒﻲ )
Said Abdul Adzim ( ﺳﻌﻴﺪ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻌﻈﻴﻢ )
Syarif Al-Hawari ( ﺷﺮﻳﻒ ﺍﻟﻬﻮﺍﺭﻯ )
Shofwat Asy-Syawadifi ( ﺻﻔﻮﺕ ﺍﻟﺸﻮﺍﺩﻓﻲ )
Abdurrozzaq Aqiqi ( ﻋﺒﺪ ﺍﻟﺮﺯﺍﻕ ﻋﻔﻴﻔﻲ )
Mazin Assarsawi ( ﻣﺎﺯﻥ ﺍﻟﺴﺮﺳﺎﻭﻱ )
Muhammad Az-Zughbi ( ﻣﺤﻤﺪ ﺍﻟﺰﻏﺒﻲ )
Muhammad Hamid Al-Fiqi ( ﻣﺤﻤﺪ ﺣﺎﻣﺪ ﺍﻟﻔﻘﻲ )
Muhammad Hassan ( ﻣﺤﻤﺪ ﺣﺴﺎﻥ )
Muhammad Rasyid Ridha ( ﻣﺤﻤﺪ ﺭﺷﻴﺪ ﺭﺿﺎ )
Muhammad Sofwat Nuruddin ( ﻣﺤﻤﺪ ﺻﻔﻮﺕ ﻧﻮﺭ ﺍﻟﺪﻳﻦ )
Mahmud Al-Mashri ( ﻣﺤﻤﻮﺩ ﺍﻟﻤﺼﺮﻱ )
Yasir Barmami ( ﻳﺎﺳﺮ ﺑﺮﻫﺎﻣﻲ )
DAFTAR NAMA ULAMA WAHABI SALAFI MAROKO
Abdullah bin Idris As-Sanusi ( ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﺇﺩﺭﻳﺲ ﺍﻟﺴﻨﻮﺳﻲ )
Alal Al-Qasi ( ﻋﻼﻝ ﺍﻟﻔﺎﺳﻲ )
Taqiduddin Al-Hilali ( ﺗﻘﻲ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﺍﻟﻬﻼﻟﻲ )
Abu Uwais Bukhabzah ( ﺃﺑﻮ ﺃﻭﻳﺲ ﺑﻮﺧﺒﺰﺓ )
Muhammad bin Abdurrahman Al-Amgharawi ( ﻣﺤﻤﺪ ﻳﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ
ﺍﻷﻣﻐﺮﺍﻭﻱ )
DAFTAR NAMA ULAMA WAHABI SALAFI MAURITANIA
Muhammad Al-Amin Asy-Syankiti ( ﻣﺤﻤﺪ ﺍﻷﻣﻴﻦ ﺍﻟﺸﻨﻘﻴﻄﻲ )
Muhammad Al-Hasan Asy-Syankiti ( ﻣﺤﻤﺪ ﺍﻟﺤﺴﻦ ﺍﻟﺪﺩﻭ ﺍﻟﺸﻨﻘﻴﻄﻲ )
DAFTAR NAMA ULAMA WAHABI SALAFI ALJAZAIR
Ibnu Badis ( ﺍﺑﻦ ﺑﺎﺩﻳﺲ )
DAFTAR NAMA ULAMA WAHABI SALAFI TUNISIA
Al-Khatib Al-Idris ( ﺍﻟﺨﻄﻴﺐ ﺍﻹﺩﺭﻳﺴﻲ )
Muhammad Al-Makki bin Azuz ( ﻣﺤﻤﺪ ﺍﻟﻤﻜﻲ ﺑﻦ ﻋﺰﻭﺯ )
DAFTAR NAMA ULAMA WAHABI SALAFI QATAR
Ahmad bin Hajar Al Butami ( ﺃﺣﻤﺪ ﺑﻦ ﺣﺠﺮ ﺁﻝ ﺑﻮﻃﺎﻣﻲ )
DAFTAR NAMA ULAMA WAHABI SALAFI SUDAN
Muhammad Hasyim Al-Hadiyah ( ﻣﺤﻤﺪ ﻫﺎﺷﻢ ﺍﻟﻬﺪﻳﺔ )
Muhammad Hamzah ( ﻣﺤﻤﺪ ﺣﻤﺰﺓ )
Khalid Abdurrahman Al-Latif Muhammad Nur ( ﺧﺎﻟﺪ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻄﻴﻒ
ﻣﺤﻤﺪ ﻧﻮﺭ )
Hasan Al-Hawari ( ﺣﺴﻦ ﺍﻟﻬﻮﺍﺭﻱ )
Muhammad Sayyid Muhammad Hajj ( ﻣﺤﻤﺪ ﺳﻴﺪ ﻣﺤﻤﺪ ﺣﺎﺝ )
Muhammad Musthafa Abdul Qadir ( ﻣﺤﻤﺪ ﻣﺼﻄﻔﻰ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻘﺎﺩﺭ )
Muhammad Al-Amin Ismail ( ﻣﺤﻤﺪ ﺍﻷﻣﻴﻦ ﺇﺳﻤﺎﻋﻴﻞ )
DAFTAR NAMA ULAMA WAHABI SALAFI SURIAH
Jamaluddin Al-Qasimi ( ﺟﻤﺎﻝ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﺍﻟﻘﺎﺳﻤﻲ )
Abdul Qadir Al-Artaut ( ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻘﺎﺩﺭ ﺍﻷﺭﻧﺎﺅﻭﻁ )
Muhammad Bahjah Al-Bithar ( ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻬﺠﺔ ﺍﻟﺒﻴﻄﺎﺭ )
DAFTAR NAMA ULAMA WAHABI SALAFI LEBANON
Salim Asy-Syihal Lebanon ( ﺳﺎﻟﻢ ﺍﻟﺸﻬﺎﻝ ﻓﻲ ﻟﺒﻨﺎﻥ )
DAFTAR NAMA ULAMA WAHABI SALAFI YORDANIA
Umar Sulaiman Al-Ashkar ( ﻋﻤﺮ ﺳﻠﻴﻤﺎﻥ ﺍﻷﺷﻘﺮ )
Ali bin Hasan Al-Halabi Al-Atsari ( ﻋﻠﻲ ﺑﻦ ﺣﺴﻦ ﺍﻟﺤﻠﺒﻲ ﺍﻷﺛﺮﻱ )
Masyhur Hasan Al-Salman ( ﻣﺸﻬﻮﺭ ﺣﺴﻦ ﺁﻝ ﺳﻠﻤﺎﻥ )
Abu Muhammad Al-Maqdisi ( ﺃﺑﻮ ﻣﺤﻤﺪ ﺍﻟﻤﻘﺪﺳﻲ )
DAFTAR NAMA ULAMA WAHABI SALAFI YAMAN
Asy-Syaukani ( ﺍﻟﺸﻮﻛﺎﻧﻲ )
Abdurrahman Al-Ma'lami ( ﻋﺒﺪ ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ ﺍﻟﻤﻌﻠﻤﻲ )
Abdul Majid Az-Zandani ( ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻤﺠﻴﺪ ﺍﻟﺰﻧﺪﺍﻧﻲ )
Muhammad bin Abdullah Al-Imam ( ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻹﻣﺎﻡ )
Muhammad bin Abdul Wahhab Al-Wasabi ( ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻮﻫﺎﺏ
ﺍﻟﻮﺻﺎﺑﻲ )
Muqbil bin Hadi Al-Wadi'i ( ﻣﻘﺒﻞ ﺑﻦ ﻫﺎﺩﻱ ﺍﻟﻮﺍﺩﻋﻲ )
Yahya bin Ali Al-Hujuri ( ﻳﺤﻴﻰ ﺑﻦ ﻋﻠﻲ ﺍﻟﺤﺠﻮﺭﻱ )
DAFTAR YAYASAN, PESANTREN DAN USTADZ WAHABI
SALAFI INDONESIA
Untuk daftar yayasan, pesantren dan ustadz Wahabi Salafi di
Indonesia lihat di sini. atau di sini .
GERAKAN WAHABI DI INDONESIA
Gerakan Wahabi di Indoensia terbagi menjadi 2 (dua)
kelompok. Kelompok pertama, orang-orang yang menerima
dakwah Muhammad bin Abdil Wahhab, namun melakukan
usaha modifikasi, baik sedikit, separuhnya, atau sebagian
besarnya. Ciri utama mereka adalah modifikasi pesan
dakwah Muhammad bin Abdil Wahhab.
Kelompok Pertama ini disebut Neo-Wahabi. Organisasi
masyarakat di Indonesia yang masuk dalam kategori
kelompok neo-Wahabi pertama adalah Muhammadiyah dan
Persatuan Islam (Persis). Pada tahun 1980-an dan 1990-an
muncul gelombang baru neo-Wahabi yaitu kelompok tarbiyah
yang kemudian berubah menjadi Partai Keadilan Sejahtera
(PKS) dan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI)[1] dan Salafi jihadi
yang berada dalam lingkaran Abdullah Sungkar dan Abu
Bakar Baasyir serta murid-murid mereka berdua. Neo-
Wahabi kedua ini merupakan hasil usaha kampanye
program-program yang dilakukan Dewan Dakwah Islam
Indonesia (DDII) yang dimulai pada dekade 1970-an.
Khusus tentang Salafi Jihadi (the Jihadist) dikenallah istilah
alumni Afghanistan yakni mereka yang pernah ikut berperang
di Afghanistan melawan Uni Soviet. Di bawah pengaruh Abu
Bakar Baasyir dan Abdullah Sungkar sebagian alumni
Afghanistan ini muncul gerakan neo-Khawarij yang
mengafirkan orang-orang di luar mereka—termasuk
pemerintah Indonesia—dan menyebarkan kebencian terhadap
pihak penguasa di Indonesia. Dari kelompok ini sebagian
teroris pengeboman berasal.
KELOMPOK KEDUA: WAHABI MURNI.
Yaitu orang-orang yang merespon positif dakwah tersebut
dan menerima secara bulat tanpa usaha memodifikasinya.
Mereka menerima dakwah dan berusaha menyebarkannya di
lingkungan-lingkungan mereka.
Yayasan Al-Muntada didirikan oleh Muhammad bin Surur bin
Nayef Zainal Abidin. di London dan Jam’iyyah Ihya At-Turats
Al-Islamiyah didirikan oleh Abdurrahman Abdul Khaliq di
Kuwait adalah kelompok baru neo-Wahabi. Di Indonesia
Yayasan As-Shafwah yang dipimpin oleh Abu Bakar M.
Altway dan Yayasan Al-Haramain adalah cabang dari kedua
yayasan yang berpusat di London dan Kuwait tersebut.
Tokoh dai terkenal dari yayasan Al-Haramain adalah Abdul
Hakim Abdat di Jakarta, Yazid bin Abdil Qadir Jawwas di
Bogor, Ainul Harits di Jawa Timur dan Abu Haidar di
Bandung.
Sedang Jam’iyyah Ihya At-Turats Al-Islamiyah juga memiliki
cabang di Indonesia. Mereka mendirikan pesantren-pesantren
yang tersebar di Jawa, seperti Ma’had Jamilurrahman dan
Islamic Centre Bin Baaz di Yogyakarta, Ma’had Al-Furqan di
Gresik dan Ma’had Imam Bukhari di Solo.
Mereka yang berasal dari kedua yayasan tersebut disebut
Sururi.
SALAFI TULEN ADALAH SALAFI YAMANI.
Yaitu kalangan yang pernah menjadi murid dari Muqbil bin
Hadi Al-Wadi’i pengasuh Ma’had Darul Hadits di daerah
Dammaj, Sha’dah, Yaman. Forum Komunikasi Ahlus Sunnah
wal Jamaah (FKAWJ) yang menaungi Laskar Jihad Ja’far
Umar Thalib didirikan oleh kelompok Salafi Yaman ini.
Daftar nama lengkap tokoh Wahabi Salafi Indonesia alumni
Arab Saudi atau Yaman dapat dilihat di sini .
Secara umum, Wahabi Indonesia terdiri dari 2 (dua)
golongan besar. Yaitu kelompok Wahabi Salafi Arab Saudi
dan Wahabi Salafi Yaman.

Kamis, 16 Januari 2014

KATA MUTIARA HABIB MUNZIR

Saudaraku masih ingat dan perduli kah Idolamu yang sering engkau banggakan d dunia ini untuk menolong mu di hari kiamat kelak ketahuilah bahwa Rasulullah menangis demi mengharapkan keselamatan untuk ku dan kalian inilah makhluk yg paling pantas untuk kita cintai dan kita idolakan...!!!
=====

di akhirat kelak semua orang
tidak mau mendekat dengan
pendosa bahkan seorang ayah tidak mau mengakui anaknya yang pendosa karena takut dituntut oleh anak nya,

demikian pula seorang anak tidak
juga mau mengakui ayahnya yang
pendosa karena takut dituntut
pula,

demikian pula teman dengan
teman kekasih dengan kekasih,

akan tetapi ketahuilah bahwa sayyidina Muhammad mengalirkan air mata beliau seraya
berkata :

Wahai Jibril, aku tidak bisa meninggalkan ummatku yang
pendosa,

masya Allah demikian indahnya cinta beliau kepada kita,

mendengar ucapan dari Rasul maka Jibril As pun menghadap Allah dan kemudian kembali kepada Rasulullah seraya berkata :

Wahai Rasulullah, Allah
subhanahu wata'ala telah
menjawab mu, Allah swt.(menyampaikan bahwa) :

Aku tidak akan mengecewakan mu dengan masalah ummat mu,

engkau akan memberi syafaat kepada semua ummat mu walaupun mereka penuh dosa
(namun masih mempunyai iman)

pasti mereka akan sampai ke surga Allah subhanahu wata'ala
dengan syafaat mu,

lihatlah tangisan air mata beliau
untuk para pendosa dari
ummat nya yang masih beliau sayangi agar jangan sampai mereka kekal di dalam neraka,,

# sumber : Habibana Munzir #

saudaraku semoga kelak Allah Ampuni dosa-dosa kita dan Allah jauhkan kita dr api neraka dengan sebab syafaat dr baginda Rasul yg teramat mencintai kita ummat nya..

Aamiin..

Maulid Adl-Dliyaul Lami’

Adl-Dliyaul Lami’ (Cahaya yang Terang Benderang)
Bismillahirahmanirrahim
Ya rabbi shalli ‘ala Muhammad, habibikasy sayfi’il musyaffa’
Ya rabbi shalli ‘ala Muhammad a’lal wara rutbatan warfa’
Ya rabbi shalli ‘ala Muhammad asmal baraya jahan wa awsa’
Ya rabbi shalli ‘ala Muhammad wa-asluk bina rabbi khayra mahya’
Ya rabbi shalli ‘ala Muhammad wa ‘afina wasyfi kulla muwja’
Ya rabbi shalli ‘ala Muhammad wa ashlihil qalba wa’fu wanfa’
Ya rabbi shalli ‘ala Muhammad wakfil mu’adi wa-asrifhu warda’
Ya rabbi shalli ‘ala Muhammad tahullu fi hishnikal mumanna’
Ya rabbi shalli ‘ala Muhammad rabbi ardla ‘anna ridlakal arfa’
Ya rabbi shalli ‘ala Muhammad waj’al lana fil jinani majma’
Ya rabbi shalli ‘ala Muhammad rafiq bina khayra khalqika ajma’
Ya rabbi shalli ‘ala Muhammad ya rabbi shalli ‘alayhi wa sallim.

Allahumma shalli wa sallim wa barik ‘alayhi wa ‘ala alihi

A’dzubillahi manisy-syaythanirrajim
Bismillahirrahmanirrahim. Inna fatahna laka fathan mubinan. Liyaghfiralakallahu ma taqaddama min dzanbika wama ta-akh-khara wa yutimma ni;matahu ‘alayka wa yahdiyaka shirathan mustaqima. Wayanshurakallahu nashran ‘aziza. Laqad ja-akum rasulun min anfusikum ‘azizun ‘alayhi ma ‘anittum harishun ‘alaykum bil-mukminina raufun rahim. Fain tawallaw faqul hasbiyallahu la ilaha illa huwa ‘alayhi tawakkaltu wa huwa rabbul ‘arsyil ‘adhim. Innallaha wa malaikatahu yushalluna ‘alann nabi, ya ayyuhalladzina amanu shallu ‘alayhi wa sallimu taslima.

Allahumma shalli wa sallim wa barik ‘alayhi wa ‘ala alihi

Alhamdulillahilladzi hadana, bi;abdihil mukhtari man da’ana
Ilayhi bil idzni waqad nadana, labbayka ya man dallana wa hadana.
Shalla ‘alaykallahu bariukalladzi, bika ya musyaffa’u khash-shana wa habana
Ma’a alikal athhari ma’dini sirrika, al-asma fahum sufunun najati himana.
Wa a’ala shahabatikal kirami humatidi, nika ash-bahu liwalaihi ‘unwana
Wattabi’ina lahum bishidqin ma hada,hadil mawaddatai hayyajal asyjana.
Wallahi ma dzukiral habibu ladal muhib, illa wa adlha walihan nasywana.
Aynal muhibunalladzina ‘alayhimu, badzlun nufusi ma’an nafaisi hana.
La yasma’una bidzikri thahal musthafa, illa bihi anta’asyu wa adzhaba rana.
Fa-ahtajatil arwahu tasytaqul laqa, wa tuhinnu tas-alu rabbahar ridlwana.
Hakul muhibbina kadza fasma’ ila, siyaril musyaffa’I wa arhifil adzana.
Wa-anshit ila awshafi thahal mujtaba, wa ahdlir liqalbika yamtali-u wijdana.
(Ya rabbana shalli wa sallim daiman, ‘ala habibika man ilayka da’ana).

Allahumma shalli wa sallim wa barik ‘alayhi wa ‘ala alihi

Nabba-anallahu faqala: ja-akum nurun fasubhanalladzi anbana.
Wannuru thaha ‘abduhu man bihi, fi dzikrihi a’dzim bihi mannana.
Huwa rahmatul mawla ta-ammal qawlahu, ‘falyafrahu’ waghdu bihi farhana.
Mustamsikan bil’urwatil wutsqa wamu’, tashiman bihablillahi man ansyana.
Wastasy’iran anwara man qila; mata, kuntu nabiyyyan, qala: Adamu kana.
Baynat turabi wa bayna ma-in fastafiq, min ghaflatin ‘an dza wa kun yaqdhana.
Wa’bur ila asrari rabbi lam yazal, yanquluni baynal khiyari mushana.
Lam taftariq min syu’batayni illa ana, fi khayriha hatta buruziya ana.
Fa-ana khiyarun min khiyarin qad kharajat, min nikahin li ilahi shana.
Thahharahullahu hamahu akhtarahu, wa ma bara kamitslihi insane.
Wabihubbihi wabiszikrihi wan-nashri wat, tawqirirabbul ‘arsyi qad awshana.
(Ya rabana shalli wa sallim daiman, ‘ala habibika man ilayka da’ana).

Allahumma shalli wa sallim wa barik ‘alayhi wa ‘ala alihi.

Hadza waqad nasyaral ilahau nu’utahu, fil kutbi baynaha lana tibyana.
Akhadza mitsaqan nabiyyina lama, ataytukum min hikmatin ihsana.
Wa ja-akum rasuluna latukminunna, watanshuruna wa tushbihuna a’wana.
Wad basy-syaru aqwamahum bil musthafa, a’dzim bidzalika rutbatan wa makana.
Fahuwa wain ja-al alhirumuqaddamun, yamsyuna tahta liwai man nadana.
Ya ummatal islami awwalu syafi’in, wa musyaffa’in ana qath-thun la atwana.
Hatta unada arfa’ wa sal tu’tha wa qul, yusma’ liqawlikanajmu fakhrika bana.
Wa liwa-u hamdillahi jalla biyadi, wa la-awla ati anal jibana.
Wa akramul khalqi ‘alallahi ana, falaqad habakallahu minhu hanana.
Walasawfa yu’thika fatardla jalla min mu’thin taqashara ‘an athahu nahana.
Billahikarrir dzikra washfi Muhammadin, kayma tuziha ‘anil qulubir rana.
(Ya rabbana shalli wa sallim daiman, ‘ala habibika man ilayka da’ana).

Allahumma shalli wa sallim wa barik ‘alayhi wa ‘ala alihi

Lamma dana waqtul buruzi liahmadin, ‘an idzni man sya-ahu qad kana.
Hamalat bihil ummul aminatu bintu Wah, bin man laha a’lal ilahu makana.
Min waladil mukhtari ‘abdillahi bin, ‘Abdin lilmuth-thalibi ra-al burhana.
Qad kana yaghmuru nuru thaha wajhuhu, wasara ilal ibnil mashuni ‘ayana.
Wahuwabnu Hasyimil karimisy-syahmi bin, ‘abdimanafin ibni qushay kana.
Waliduhu yud’a hakiman syaknuhu, qad I’tala a’ziz bidzalika syana.
Wahfadh ushulal musthafa hatta tara, fisilsilati ushulihi ‘adnana.
Fahunaka qif wa’lam biraf’ihi ila is, mai’ila kana lil-abi mi’wana.
Wa hinama hamalat bihi aminatun, lam tasyku syay-an yak-khudzun niswana.
Wabiha ahathal-luthfu min rabbis sama, aqshal adza wal hamma wal ahzana.
War a-at kama qad ja-a ma ‘alimta bih, annal muhaymina syarrafal akwana.
Bith-thuhri man fi bathniha fastabsyarat, wadanal makhadlu fa-utri’at ridl-wana.
(subhanallahi wal hamdulillahi wala ilaha illallahu wallahu akbar. 4x. Wala hawla wala quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘adhim fi kulli lah-dhatin abadan ‘adada khalqihi wa ridlanafsihi wa zinata ‘arsyihi wa midada kalimatihi).
Wa tajallatil anwaru min kullil jiha, ti fawaqtu miladil musyaffa’I hana.
Wa qubayla fajrin abrazat syamsul huda, dhaharal habibu mukarraman wamushana.

Shallallahu ‘ala Muhammad, shallalahu ‘alayhi wa sallam.

Ya nabi salam ‘alayka, ya rasul salam ‘alayka.
Ya habiub salam ‘alayka, shalawatullahi ‘alayka.
Abrazallahul musyaffa’, shahibal qadril muraffa’.
Famalannurun nawahi, ‘amma kullil kawni ajma’.
Nukisat ashnamu syirkin, wa binasy-syirku tashadda’.
Wadanal waqtul hidayah, wahimal kufri taza’za’.
Marhaban ahlan wa sahlan, bika ya dzal qadril arfa’.
Ya imamahlir risalah, man bihi afatu tudfa’.
Anta fil hasyri miladun, laka kullul khalqi tafza’.
Wayunaduna tara ma, qad daha min hawlin aqtha’.

Thala’al badru ‘alayna. Min tsaniyyatil wada’i.
Wajabasy-syukru ‘alayna. Ma da’a lillahi da’i.
Falaha anta fatasjud, watunada asyfa’ tusyaffa’.
Fa’alaykallahu shalla, ma badan nuru wa sya’sya’.
Wa bikarrahmanu nas-al, wa ilahul ‘arsyi yasma’.
Ya adhiman manni ya rabb, syamlana bilmusthafajma’.
Wa bhihi fandhur ilayna, wa’thina bih kulla math-ma’.
Wakfina kullal balaya, wadfa’il afati warfa’.
Rabbi fahgfir li dzunubi, bibarkatil hadil musyaffa’.
Wasyqina ya rabb aghitsna. Bihaya hath-thali bahma’.
Wakhtimil ‘umra bihusna, wa ahsinil’uqba wa marja’.
Wa shalatullahi taghsya, man lahul husnu tajamma’.
Ahmadath-thuhri wa alih, wash-shahabah mas-sanasya’.

Allahumma shalli wa sallim wa barik ‘alayhi wa ‘ala alihi.

Wulidal habibu fakharra sajidan, lillahi man ansyana wa barana.
Wa ri’ayatulmawla tuhithu biahmadin, fi kulli hinin bathinan wa ‘ayana.
Qad ardla’athul ummu tsumma tsuwaybatun, wa halimatun man sa’duha qad bana.
Qad basy-syarat tsuwaybatun sayyidaha, aba lahabin a’taqaha farhana.
Lam yansa khaliquna lahu farhatahu, bil mush-thafa wa bidzal haditsu atana.
Annal ‘adzaba mukhaffafun fi kulli its, nayni lifarhatihi biman wafana.
Hadza ma’al kufri fakayfa bfarhatin, min dzi fu-adin imtala iymana.
Wa ra-at halimatun ma ra-at min baraka, ti Muhammadin ma khayral adz-hana.
Darra lahuts-tsdyu waqad kana abnuha, yabitu yabki musghaban jay’ana.
Lakinnahu laylata an ja-al habi, bu bata mawfurar ridla syab’ana.
Da darratin nnaqatul bana wa qad, samunat duwaybatuha fakana syana.
Ankarahu rifqatuha wasallamat, asy-jarun ahjarun ‘ala mawlana.
Subhana man anthaqa asy-jara wa ah, jaran tuhayyil musthafa subhana.
(Ya rabbana shalli wa sallim daiman, ‘ala habbika man ilayka da’ana.)

Allahumma shalli wa sallim wa barik ‘alayhi wa ‘ala alihi.

Hadza waqad nasya-al habibu bisiratin, mardliyatin wama ata ‘ishyana.
Tar’ahu ‘aynullahi man addabahu, ahsana takdiban nabiyy ihsana.
Fanasya shaduqan muhsinan dza ‘iffatin, wa futuwwatin wa amanatin mi’wana.
Dza himmatin wa syaja’atin wa tawaqqurin, wa makarimin la tahtashi husbana.
Du’iyal aminu wahuwa fi ahlis sama, ni’mail aminu lahul muhayminu shana.
Dzahabat bihil ummu tazuru abahu fi, thaybata idz fihal himamu kana.
Wal mush-thafa fi bath-niha wa qad ata, ‘alayhi sittun min sinihil ana.
Wa qad atahal mawtu hina ruju’iha, fahabahu ‘abdul muth-thalibi hanana.
Sanatayni wafahul himamu fadlammahu, ‘ammun malal ‘athfu ‘alayhi janana.
Khatabathu bintu Khuwaylidin fil khamsi wal, ‘isyrina hazat bil musyaffa’I syana.
Qad haqqaqal mawla laha amalaha, nalat salaman ‘aliyan wa makana.
Wa halla mujsykilatan liwadl’il hararil, aswadi fil ka’bati hay-tsu abana.
‘An si’atil ‘aqli wawaqqadil hija, subhanaman ‘allamahu wa a’ana.
(Ya rabbana shali wa sallim daiman, ‘ala habibika man ilayka da’ana).

Allahumma shali wa sallim wa barik ‘alayhi wa ‘ala alihi.

Wa atahu Jibrilu biwahyillahi fi, ghari hirain ya’budurrahmana.

Wa dlammahuts-tsalatsa tsumma arsalahu, iqrak wa rabbuka ‘allamal insana.
Fada’a tsalatsan fi khafa faatahu an, ish-da’ bima tukmar bihi i’lana.
Katsural adza wa huwash-shaburu lirabbihi, wahuwasy-syakuru wa kana la yatawana.
Matat khadijatu wa Abu Thgalibin fil, khamsina fasytaddal adza fununa.
Wa ata tsaqifan da’iyan faramawhu bila, hari bal aghraw bihish-shibyana.
Malakul jibali ata faqala ath-biquha, faqala la bal artajil ‘uqbana.
Asra bihil mawla wa shalla khalfahurrus, lu wa syahada barzakhan wa jinana.
‘Arajal habibu ilas-samawatil ‘ula, wal ‘arsyi wal kursi ra-a mawlana.
Wal idznu bilhijrati ja-a liyatsriba, fabihiz-dahal baladul karimu wazana.
Fa-aqama asyran da’iyan wa mujahidan, wa shihabuhu kanu lahu a’wana.
La yarfa’una idza ata ashwatahum, bal ya yuhiddunal bashara im’ana.
Qadran wa ta’dhiman lisyakni Muhammadin, idz qad talaw fi fadl-lihi qurana.
Walaqad ra-aw min khulqihi ‘ajaban wa kam, qad syahadu ma khayyaral adz-hana.
Karaman wa ‘afwan was-sakha wa tawadlu’an, wal jidz’a hanna mahabbatan wa hanana.
Wal ma-amin baynil ashabi’I nabi’an, wal jaysya adl-ha syariban rayyana.
Wallahi qad adhumat ma’ajizu ahmadin, rafa’al muhayminu linnabiyyi makana.
Walaqad ghaza sab’an wa ‘isyrina ma’ash-,shahbi rijalan qad masyaw rukbana.
Akrim bihi wabishuhbihi wa bitabi’in, ya rabbi alhiqna bihim ihsana.
(Ya rabbana shali wa sallim daiman, ‘ala habibika man ilayka da’ana).

Allahumma shali wa sallim wa barik ‘alayhi wa ‘ala alihi.

Doa
Wa laqad asyartu lina’ti man awshafuhu, tuhyil quluba tuhayyijul asyjana.
Wallahu qad atsna ‘alayhi fama yusa, wil qawlu minni aw yakunu tsanana.
Lakinna hubban fis sarairi qad da’a, limadihi shafwati rabbina wahdana.
Waidzimtazajna bilmawaddati hahuna, narfa’u aydi faqrina wa rajana.
Lilwahidil ahadil ‘aliyyi ilahina, mutawassilina biman ilayhi da’ana.
Mukhtarihi wa habibihi wa shafiyyihi, zaynil wujudi bihil ilahu habana.
Ya rabbana ya rabbana ya rabbbana, bilmush-thafa aqbalna ajib da’wana.
Anta lana anta lana ya dukhrana, fi hadzihid dunya wafi ukhrana.
Ash-lih lanal ahwala waghfir dzanbana, wala tuakhidz rabbi in akhthana.
Wasluk bina fi nahji thahal mush-thafa, tsabbit ‘ala qadamil habibi khuthana.
Arina bifadl-lin minka thal’ata ahmadin, fi bahjatin ‘aynur ridla tar’ana.
Warbuth bihi fi kulli halin hablana, wa hibala man wadda waman walana.
Wal muhsinina waman ajaba nida-ana, wadzawil huquqi wa thaliban awshana.
Wal hadlirina wa sa’iyan fi jam’ina, ha nahnu bayna yadayka antara tarana.
Walaqad rajawnaka fahaqqiq suklana, wasma’ bifadl-lika ya sami’u du’ana.
Wan-shur binasunnata thaha fi biqa, il ardli waqma’ kulla man da’ana.
Wandhur ilayna wasqina kaksal hana, wasyfi wa ‘afi ‘ajilan mardlana.
Waqdli lanal hajati wahsin khatmana, ‘indal mamati wa ash-lihan ‘uqbana.
Ya rabbi wajma’na wa ahbaban lana, fi darikal firdawsi ya rajwana.
Bils-mush-thafa shalli ‘alayhi wa alihi, ma harrakat rihush-shaba agh-shana.
Subhana rabbika rabbil ‘izzati ‘amma yashifun, wa salamun ‘alal mursalin wal hamdulillahi rabbil’alamin.

Ash-shalatu wassalamu ‘alayka ya sayyidal mursalin.
Ash-shalatu wassalamu ‘alayka ya khatiman nabiyyin.
Ash-shalatu wassalamu ‘alayka ya man arsalahullahu rahmatan lil’alamin. Wa radliyallahu ta’ala ‘an ash-habi rasulillahi ajma’in. Amin.

Maulid Simtudduror

Bismillâhir-rahmânir-rahîm
Yâ rabbi shalli `alâ Muhammad Mâ lâha fil-ufqi nûru kaukab²
Yâ rabbi shalli `alâ Muhammad Al-fâtihil-khâtimil-muqarrab²
Yâ rabbi shalli `alâ Muhammad Al-mushthafâl-mujtabâl-muhabba

Yâ rabbi shalli `alâ Muhammad Mâ lâha badrun wa ghâba ghaihab²
Yâ rabbi shalli `alâ Muhammad Mâ rîhu nashrin bin-nashri qad hab²
Yâ rabbi shalli `alâ Muhammad Mâ sâratil-`îsu bathna sabsab²
Yâ rabbi shalli `alâ Muhammad Wa kulli man lilhabîbi yunsab²
Yâ rabbi shalli `alâ Muhammad Wa kulli man linnabî yashhab²
Yâ rabbi shalli `alâ Muhammad Waghfir wa sâmih man kâna adznab²
Yâ rabbi shalli `alâ Muhammad Wa ballighil-kulla kulla mathlab²
Yâ rabbi shalli `alâ Muhammad Wasluk binâ rabbi khaira madzhab²
Yâ rabbi shalli `alâ Muhammad Washlih wa sahhil mâ qad tasha`ab²
Yâ rabbi shalli `alâ Muhammad A`lal-barâ yâ jâhan wa arhab²
Yâ rabbi shalli `alâ Muhammad Ashdaqi `abdin bil-haqqin a`rab²
Yâ rabbi shalli `alâ Muhammad²Khairil-warâ manhajan wa ashwab
Yâ rabbi shalli `alâ Muhammad²Mâ thairu yumnin ghannâ fa athrab

***

Yâ rabbi shalli `alâ Muhammad²Asyrafi badrin fil-kauni asyraq
Yâ rabbi shalli `alâ Muhammad²Akrami dâ`in yad`û ilal-haq
Yâ rabbi shalli `alâ Muhammad²Almushthafâsh-shâdiqi
l-mushaddaq
Yâ rabbi shalli `alâ Muhammad²Ahlal-warâ manthiqan wa ashdaq
Yâ rabbi shalli `alâ Muhammad²Afdhali man bit-tuqâ tahaqqaq
Yâ rabbi shalli `alâ Muhammad takhallaq²Man bis-sakhâ wal-wafâ
Yâ rabbi shalli `alâ Muhammad²Wajma` minasy-syâmli mâ tafarraq
Yâ rabbi shalli `alâ Muhammad²Washlih wa sahhil mâ qad ta`awwaq
Yâ rabbi shalli `alâ Muhammad²Waftah minal-khâiri kulla mughlaq
Yâ rabbi shalli `alâ Muhammad²Wa âlihi wa man bin-nabî ta`allaq
Yâ rabbi shalli `alâ Muhammad²Wa âlihi wa man lilhabîb ya`syaq
Yâ rabbi shalli `alâ Muhammad²Wa man bihablin-nabî tawatstsaq
Yâ rabbi shalli `alâ Muhammad²Yâ rabbi shalli `alaihi wa sallim.

Bismillâhir-rahmânir-rahîm

Alhamdu ²lillâhil-qawiyyi sulthânuh ² alwâdhihi burhânuh ²almabsûthi fil-wujûdi ²karamuhu wa ihsânuh wa basatha lahum²ta`âlâ majduhu wa `azhuma syânuh min²khalaqal-khalqa lihikmah fa arsala²wa thawâ `alaihâ `ilmah ilaihim²fâ’idhil-minnati mâ jarat bihi fî aqdârihil-qismah ta`allaqat asyrafa khalqihi wa ajalla `abîdihi rahmah irâdatuhul-azaliyyatu bikhalqi hâdzal-`abdil-mahbûb famâ²fantasyarat âtsâru syarafihi fî `awâlimisy-syahâdati wal-ghuyûb wa mâ²ajalla hâdzal-mannal-ladzî takarrama bihil-mannân shûratan²a`zhama ²hâdzal-fadhlal-ladzî baraza min hadhratil-ihsân ²kâmilatan wa²zhaharat fî haikalin mahmûd ²fata`aththarat biwujûdihâ aknâful-wujûd tharrazat burdal-`awâlimi bithirâzit-takrîm.

Allâhumma shalli wa sallim asyrafash-shalâti wat taslîm
`alâ sayyidinâ wa nabiyyinâ Muhammadinir-ra’ufir-rahîm

Tajallal-haqqu fî `âlami qudsihil-wâsi`²tajalliyan qadhâ bintisyâri fadhlihi ²fil-qarîbi wasy-syâsi` ²falahul-hamdul-ladzî lâ tanhashiru afrâduhu bita`dâd wa² haitsu abraza min `âlimil-imkân ²shûrata hâdzal-insân liyatasyarrafa biwujûdihits-tsaqalân illâ²tantasyira asrâruhu fil-akwân ² famâ min sirrinit-tashala bihi qalbu munib ²min sawâbighi fadhlil-lâhi `alâ hâdzal-habîb²

Ya laqalbin surûruhu qad tawâlâ²
Bihabîbin `ammal-anâma nawâlâ²
Jalla man syarrafal-wujûda binûrin²
Ghamaral-kauna bahjatan wa jamâlâ²
Qad taraqqâ fil-husni a`lâ maqâmin²
Wa tanâhâ fî majdihi wa ta`âlâ²
Lâhazhathul-`uyûnu fîmajtalathu²
Basyaran kâmilan yuzîhudh-dhalâlâ
Wahwa min fauqi `ilmi mâ qad ra’athu²
Rif`atan fî syuûnihi wa kamâlâ.²

Fasubhânal-ladzî abraza min hadhratil-imtinân² Mâ ya`jazu `an washfihil-lisân ²Wa mâ²yahâru fî ta`aqquli ma`ânîhil-janân ²intasyara minhu fî `âlamil-buthûuni wazh-zhuhûr basysyâratnâ²mala-al-wujûdal-khalqiyya nûr bi bisyârati laqad jâ’akum²fatabârakal-lâhu min ilâhin karîm ²ayâtuhu fidz-dzikril-hakîm `azîzun `alaihi mâ `anittum²rasûlum-min anfusikum harîshun `alaikum bil-mu’minîna faman fâ ja’athu hâdzihil-bisyâratu wa biqalbin² faqad hudiya ilâ shirâtim-mustaqîm. ²ra’ufur-rahîm ²talaqqâ hâ salîm

Allâhumma shalli wa sallim asyrafash-shalâti wat taslîm
`alâ sayyidinâ wa nabiyyinâ Muhammadinir-ra’ufir-rahîm

Wa asyhadu an-lâ ilâha illallâhu wahdahu lâ syarîka lahu syahâdatan ²tu`ribu bihal-lisân wa² `ammâ tadhammânahul-janân ²minat-tashdîqi bihâ wal-idz`ânn talûhu²tasybutu bihâ fish-shudûri minal-îmâni qawâ`iduh `alâ ahlil-yaqîni min sirri dzâlikal-idz`ân wat-tashdîqi wa asyhadu anna syawâhiduh wal-muballigha²sayyidanâ Muhammadanil-`abdash-shâdiqa fî qaulihi wa fi`lih `abdun²`anil-lâhi mâ amarahu bitablîghihi wa²likhalqihi min fardhihi wa naflih wa²arsalahul-lâhu lil`âlamîna basyîran wa nadzîra fakâna² faballaghar-risâlah ²addal-âmânah zhulmatil-jahli²hadal-lâhu bihi minal-ummati basyaran katsîra famâ²fî a`zhamahâ min minnatin²lilmustabshirîna sirâjan wa qamaran munîra wa mâ ausa`ahâ min ni`matin²takarramal-lâhu bihâ `alal-basyar Allâhumma intasyara sirruhâ fil-bahri wal-bar shalli wa sallim `alâ²bi’ajallish-shalawâti wa ajma`ihâ wa azkat-tahiyyâti wa wa ausa`iha wa qâma²hâdzal-`abdil-ladzî waffâ bihaqqil-`ubûdiyyah baraza fîhâ fî khil`atil-kamal²bihaqqir-rubûbiyyati fî mawâthinil-khidmatil-lâhi wa aqbala `alaihi ghâyatal-iqbâl²shalâtan yattashilu bihâ rûhul-mushallî `alaihi bih wa²fayanbasithu fî qalbihi nûru sirri ta`alluqihi bihi wa hubbih wa `alâ âlihi wa²yuktabu bihâ bi`inâyatil-lâhi fî hizbih wa tafayya’û²shahbihil-ladzînartaqau mâ²shahwatal-majdi biqurbih ²zhilâlasy-syarafil-ashliyyi biwuddihi wa hubbih²`aththral-akwâna binasyri dzikrâhum nasîm.

Allâhumma shalli wa sallim asyrafash-shalâti wat taslîm
`alâ sayyidinâ wa nabiyyinâ Muhammadinir-ra’ufir-rahîm
(Ammâ ²ba`d) Falammâ ta`allaqat irâdatul-lâhi fil-`ilmil-qadîm ²bizhuhûri asrârit-takhshîshi lilbasyaril-karîm²bit-taqdîmi wat-takrîm fanfalaqat²nafadzatil-qudratul-bâhirah ²bin-ni`matil-wâsi`ati `an jamâlin masyhûdin²wal-minnatil-ghâmirah hâwin²baidhatut-tashwîr fil-`âlamil-muthlaqil-kabîr²bil-`ain liwashfil-kamâlil-muthlaqi wal-husnit-tâmmi waz-zain famâ²fatanaqqala illâ wa²dzalikal-jamâlul-maimûn ² fil-ashlâbil-karîmati wal-buthûn ²min shulbin dhammah²tammat `alaihi minal-lâhin-ni`mah fahuwal-qamarut-tâmmul-ladzî yatanaqqalu fî burûjih wa²liyatasyarrafa bihi mauthinus-tiqrârihi wa maudhi`u khurûjih²qad wa²qadhatil-aqdârul-azaliyyatu bimâ qadhat wa azhharat min sirri fakâna²hâdzan-nûri mâ azhharat ²khashshashat bihi man khashshashat mustaqarruhu fil-ashlâbil-fâkhirah hattâ baraza fî wa nûran²wal-arhâmisy-syarîfatith-thâhirah ²`âlamisy-syahâdati basyaran lâ kalbasyar bi’an yarquma²hayyaral-afkâra zhuhûruhu wa bahar hâdzal-qirthâsi mâ²fata`allaqat himmatur-râqimi lihâdzihil-hurûf wa²fî in kânatil-alsunu lâ²huwa ladaihi min `ajâ’ibi dzâlikan-nûri ma`rûf min²tafî bi`usyri mi`syâri aushâfi dzalikal-maushûf wa tarwîhan tasywîqan lissâ mi`în wa illa fa-anna²khawashshil-mu’minîn lilmuta`alliqîna bihâdzan-nûril-mubîn wa lâkin hazzanî²tu`ribul-aqlam wa mâ² `an syuûni khairil-anâm ²ilâ tadwîni mâ hafizhtuhu min siyari asyrafil-makhlûqîn wa²akramahul-lâhu bihi fî maulidihi minal-fadhlil-ladzî `ammal-`âlamîn da`î²baqiyat râyatuhu fil-kauni mansyûratan `alâ marril-ayyâmi wasy-syuhûri was-sinîn wa²ta`alluqi bihâdzihil-hadhratil-karîmah wa²lâ`ijut-tasyawwuqi ilâ samâ`i ²aushâfihal-`azhîmah wa²la`allal-lâha yanfa`u bihil-mutakallima was-sâmi`²fayadkhulâni fî syafâ`ati hâdzan-nabiyyisy-syâfi` yatarawwahâni birauhi dzâlikan-na`îm²

Allâhumma shalli wa sallim asyrafash-shalâti wat taslîm
`alâ sayyidinâ wa nabiyyinâ Muhammadinir-ra’ufir-rahîm

Wa qad âna lilqalami an yakhuththa mâ harrakathu fîhil-anâmil² zal-`abdil-mahbûbil-kâmil wa²mimmas-tafâdahul-fahmu min shifâti hâd wa mâ²syamâ’ilihil-latî hiya ahsanusy-syamâ’il ²hunâ hasuna an nutsbita balagha ilainâ fî sya’ni hâdzal-habîbi min akhbârin wa âtsar liyatasyarrafa bikitâbatihil-qalamu wal-qirthâsu wa tatanazzaha fî wa hadâ’iqi²qad balaghanâhil-asmâ`u wal-abshâr anna awwala syai’in fil-ahâdîtsil-masyhûrah fanûru hâdzâl-habîbi²khalaqahul-lâhu huwan-nûrul-mûda`u fî hâdzihish-shûrah wa minhu tafarra`al-wujûdu²awwalu makhlûqin baraza fil-`âlam wa qad akhraja²khalqan ba`da khalqin fîmâ hadatsa wa mâ taqâdam bisanadihi `an²`abdur-razzâqi jâbiribni `abdillâhil-anshâriyyi radhiyallâhu `anhumâ qalâ “qultu yâ Rasûlallâhi bi’abî wa ummî akhbirnî `an awwali syai’in qâla yâ jâbiru khalaqahul-lâhu qablal-asyyâ’” qablal-asyyâ’i nûra²innal-lâha khalaqa nabiyyika Muhammadin shallallâhu `alaihi wa sallama wa qad warada min min nûrih qâla rasûlul-lâhi²hadîtsi abî hurairata radhiyallâhu `anhu annahu qâla wa²shallallâhu `alaihi wa sallama kuntu awwalan-nabiyyîna fil-khalqi wa âkhirahum fil-ba`ts²qad ta`addadatir-riwâyâtu bi’annahu awwalul-khalqi wujûdan wa asyrafuhum maulûda² wa lamma kânatis-sa`âdatul-abadiyyah ²lahâ mulâhazhatun fastauda`at²khafiyyah ikhtashshat man syâ’at minal-bariyyah ashlâba wa² bikamalil-khushûshiyyah fatanaqqala hâdzan-nûru²hâdzan-nûral-mubîn buthûna man syarrafathu minal-`âlamîn hattâ aushalathu²min ilâ²shulbi âdama wa nûhin wa ibrâhîm `abdillâhib-ni²yadul-`ilmil-qadîm wa ummihil-latî²man khashshashathu bit-takrîmi abîhil-karîm ²`abdil-muththalibi dzil-qadril-`azhîm fatalaqqâhu²hiyâ fil-makhâwifi âminah fadhammathu²as-sayyidatil-karîmati âmînah bima`ûnatil-lâhi²shulbu `abdillâhi fa’alqâhu ilâ bathniha ²ahsyâ’uhâ muhâfazhatan `alâ haqqi hâdzihid-durrati wa shauniha fahamalathu wa lâ²biri`âyatil-lâhi kamâ warada `anhâ hamlan khafîfan lâ hattâ tajidu lahu tsiqalan wa qaruba waqtu²tasykû minhu alaman wa lâ `ilala marrasy-syahru ba`dasy-syahri min hamlih `âlamisy-syahâdati²burûzihi ilâ wa tantasyira fîhi²litanbasitha `alâ ahli hâdzal-`âlami fuyûdhâtu fadhlih²âtsâru majdihish-shamîm

Allâhumma shalli wa sallim asyrafash-shalâti wat taslîm
`alâ sayyidinâ wa nabiyyinâ Muhammadinir-ra’ufir-rahîm
Wa mundzu `aliqat bihi hâdzihid-durratul-maknûnah wal-kaunu kulluhu² biqurbi zhuhûri²wal-jauharatul-mashûnah wal-`uyûnu²yushbihu wa yumsî fî surûrin wabtihâj mutasyawwiqatun ilal-tiqâthi²isyrâqi hâdzas-sirâj wa kullu dâbbatin li quraisyin²mutasyawwifatun ilâ burûzih ²jawâhiri kunûzih wa mâ min hâmilin hamalat²nathaqat bifashîhil’`ibârah illâ atat fî²mu`linatan bikamâlil-bisyârah min barakâti wa sa`âdati²fî wa lam tazalil-ardhu²dzâlikal-`âm mutadhammikhatan²hamlihâ bighulâm bi`ithril-farahi bimulâqâti²hâdzal-imâm wa burûzihi min²was-samâwât `âlamil-khafâ’i ilâ²asyrafil-bariyyât ba`da tanaqqulihi fil-buthûni fa’azharal-lâhu fil-wujûdi bahjatat-takrîm²`âlamizh-zhuhûr wa basatha fil-`âlamil-kabîri mâ’idatat-tasyrîfi wat-ta`zhîm²wazh-zhuhûr biburûzi² hâdzâl-basyaril-karîm.²

Allâhumma shalli wa sallim asyrafash-shalâti wat taslîm
`alâ sayyidinâ wa nabiyyinâ Muhammadinir-ra’ufir-rahîm

Fahîna qaruba awânu wadh`i hâdzal-habîb wa²a`lanatis-samâwâtu wal-aradhûna wa wa²man fîhinna bit-tarhîb ²amthârul-jûdil-ilâhiyyi `alâ ahlil-wujûdi tatsij liyabruza²alsinatul-malâ’ikati bit-tabsyîri lil`âlamîna ta`ij wa²wal-qudratu kasyafat qinâ`a hâdzal-mastûr ²nûruhu kâmilan fî min²`âlamizh-zhuhûr an² nûran fâqa kulla nûr ²anfadzal-haqqu hukmah ta’nîsan²`alâ man atammal-lâhu `alaihin-ni’mah wa²khawâshshil-ummah yahdhura `inda wadh`ihi ummah²lijanâbihal-mas`ûd musyârakatan lahâ fî hâdzas-simâthil-mamdûd wa²fahadharat bitaufîqil-lâhis-sayyidatu maryamu was-sayyidatu âsiyah²ma`ahumâ minal-hûril-`îni man qasamallahu lahu minasy-syarafi bil-qismatil-wâfiyah fan-falaqa²fa’atal-waqtul-ladzî rattabal-lâhu `alâ hudhûrihi wujûda hâdzal-maulûd mudz`inan²shubhul-kamâli minan-nûri was-sujûd.²`an `amûd ² wa barazal-hâmidul-mahmûd ²lillâhi bit-ta`zhîmi

Mahallul Qiyam (Saat Berdiri)

biwujûdil-mushthfahmad²Asyraqa
l-kaunubtihâjan
wa surûrun qad tajaddad²Wa li’ahlil-kauni unsun
fahazârul-yumni gharrad²Fathrabû yâhlal-matsânî
fâqa fil-husni tafarrad²Wastadhî’û bijamâlin
mustamirrin laisa yanfad²Wa lanal-busyrâ bisa`din
jama`al-fakhral-mu’abbad²Haits
u ûtînâ `athâ’an
jalla an yahshurahul-`ad²Falirabbî kullu hamdin
Idz habânâ biwujûdil-mushthafal-hâdî Muhammad
bika innâ bika nas`ad²Yâ Rasûlallâhi ahlan
jud wa balligh kulla maqsad²Wa bijâhih yâ ilâhî
kay bihi nas`ad wa nursyad²Wahdinâ nahja sabîlih
fî jiwârihi khair maq`ad²Rabbi ballighnâ bijâhih
asyrafar-rusli Muhammad²Wa shalâtullâhi taghsyâ
kulla hînin yatajaddad²Wa salâmun mustamirrun

Wa hîna baraza shallallâhu `alaihi wa sallama min bathni ummihi baraza râfi`an tharfahu ilas-samâ’ wa²mu’miyan bidzâlikar-raf`i ilâ anna lahu ²syarafan `alâ majduhu wa samâ ²kâna waqtu maulidi sayyidil-kaunain wa²minasy-syuhûri syahra rabî`il-awwali wa minal-ayyâmi yaumal-itsnain wa maudhi`u wilâdatihi wa qabrihi bil-haramain²qad warada annahu shallallâhu `alaihi wa sallama wulida makhtûnan makhûlan tawallat wa²maqthû`as-surrah mâ²dzâlika lisyarafihi `indallâhi aidil-qudrah yadullu² faqad²ma`as burûzihi ilâ hadzal-`âlami zhahara minal-`ajâ’ib `alâ annahu asyraful-makhlûqîna wa afdhalul-habâ’ib warada `an `abdir-rahmânib-ni `aufin `an ummihisy-syaffâ’i radhiyallâhu qâlat lammâ `anhumâ sallallâhu²waladat âminatu radhiyallâhu `anha rasûlallâhi `alaihi wa sallama waqa`a `alâ yadayya fastahalla fasami`tu qa’ilan yaqûlu rahimakal-lâhu au rahimaka rabbuka²qalatisy-syaffâ’u fa’adhâ’a lahu mâ bainal-masyriqi wal-magharib qâlat²hattâ nazhartu ilâ an²ba`dhi qushûrir-rûm ²tsumma albastuhu wa adhja`tuhu falam ansyab fasami`tu²ghasyiyatnî zhulmatun wa ru`bun wa qusya`rîratun `an yamînî wa qâ’ilan yaqûlu aina dzahabta bihi qâla ilal-maghrib tsumma asfara dzâlika `annî fasami`tu qâ’ilan²`âwadadir-ru`bu wazh-zhulmatu wal-qusya`rîratu `an yasârî qâlat falam²yaqûlu aina dzhahabta Fakuntu²bihi qâla ilal-masyriq wa kam²yazalil-hadîtsu minnî `alâ bâlin wa bâhiril-âyâtil-bayyinât²hattâb-ta`atsullâh ²min awalin-nâsi islâmâ bimâ²tarjamatis-sunnatu min `azhîmil-mu`jizât wa anna `aina `inâyatihi² wa annahul-hâdî²yaqdhî bi`azhîmi syarafihi `inda maulâh fî kulli hînin tar`âh²ilash-shirâthil-mustaqîm

Allâhumma shalli wa sallim asyrafash-shalâti wat taslîm
`alâ sayyidinâ wa nabiyyinâ Muhammadinir-ra’ufir-rahîm

Tsumma innahu shallallâhu `alaihi wa sallama ba`da an hakamatil-qudratu bizhuhûrih wa² wantasyarat fil-akwâni lawâmi`u nûrih ²tasâbaqât ilâ ²radhâ`ihil-murdhi`ât ²tawaffarat raghabâtu ahlil-wujûdi fî hadhânati hâdzihidz-dzât²fanafadzal-hukmu minal-hadhratil-`azhîmah biwâsithatis-sawâbiqil-qadîmah
 wa hîna²bi’annal-aulâ bitarbiyati hâdzal-habîbi wa hadhânatihis-sayyidatu halîmah wa baraza fî²lâhazhathu ²`uyûnuha mâ dalla `alâ anna²sya’niha min asrâril-qudratir-rabbâniyyati maknûnuha fahanat²nâzala qalbahâ minal-farahi was-surûr hazhzhaha minal-karâmati `indal-lâhi hazhzhun maufûr wa raghibat²`alaihi hunuwwal-ummahâti `alal-banîn fathalabat²fî radhâ`ihi thama`an fî naili barakâtihil-latî syamilatil-`âlamîn an tatawallâ radhâ`ahu wa²min fa’ajâbathâ²ummihil-karîmah limâ ra’at²hadhânatahu wa tarbiyatahu min²bil-`ainir-rahîmah fatarahhalat bihi²bit-talbiyati lidâ`îha shidqihâ fî husnit-tarbiyati wa wufûri dawâ`îha wa hiya biri`âyatil-lâhi ilâ manâzilihâ masrûrah fasyâhadat fî tharîqihâ²mahfûfatun wa mâ dallahâ `alâ annahu²bi`aini `inâyatihi manzhûrah faqad²min atat wa²gharîbil-mu`jizât wa raja`at wa humâ²asyraful-makhlûqât syârifuhâ wa atânuhâ dha`îfatân wa qad darratisy-syârifu bimâ²lidawâbbil-qâfilati yasbiqân wa baqiya `indahâ fî²wasy-syiyâhu minal-albân tatalaqqâ min barakâtihi wa²hayyaral-`uqûla wal-adzhan hadhânatihâ wa zaujihâ sanatain mu`jizâtihi mâ taqarru wa²`ajâ’ibi hattâ wâjahathu²bihil-`aîn ²tantasyiru asrâruhu fil-kaunaîn wa huwa yar`âl-aghnâm² ²malâ’ikatut-takhshîshi wal-ikrâm bisy-syarafil-ladzî `ammat barakatuhul-ânâm wa syaqqû bathnahu² fadh-ja`ûhu `alal-ardhi idhjâ`a tasyrîf tsumma akhrajû min²syaqqan lathîf wa mâ akhrajal-amlâku²qalbihi mâ akhrajûhu wa auda`û fîhi min asrâril-`ilmi wal-hikmati mâ auda`ûhu qalbihi adzan.²min
Wa ma`a²lâkinnahum zâdûhu thuhran `alâ thuhrin wa huwa yatashaffahu min suthûril-qudratil-ilâhiyyati²dzâlika fî quwwatin wa tsabât fabalagha ilâ bâhiral-ayât mâ hashala `alâ murdhi`atihish-shâlihatil-`afîfah wa lam tadri²dzâtihisy-syarîfah faraddathu ilâ² fatakhawwafat `alaihi min hâditsin takhsyâh ²annahu mulâhazhun bil-mulâhazhatit-tammati min maulâh wa lâkin limâ qâma²ummihi wa hiya ghairu sakhiyyatin bifirâqih wa huwa bihamdil-lâhi²ma`ahâ min ni`in wa maqâmin karîm²huznil-qalbi `alaihi wa isyfâqih ²fî hishnin mâ

Allâhumma shalli wa sallim asyrafash-shalâti wat taslîm
`alâ sayyidinâ wa nabiyyinâ Muhammadinir-ra’ufir-rahîm

Fanasya’a shallal-lâhu `alaihi wa sallama `alâ akmalil-aushâf fakâna²yahuffuhu minal-lâhi jamîlur-ri`âyati wa ghâmirul-althâf wa yazhharu²yasyibbu fil-yaumi syabâbash-shabiyyi fisy-syahr shibâhu min²`alaihi fî wa lam yazal²syarafil-kamâli mâ yasyhadu lahu bi annahu sayyidu waladi âdama wa lâ fakhr famâ²wa anjumu su`ûdihi thâli`ah wal-kâ’inâtu li`ahdihi hâfizhatun wa li’amrihi thâ’i`ah wa lâ²nafatsa `alâ marîdhin illâ syafâhul-lâh wa madhat²tawajjaha fî ghaitsin illâ wa min²anzalahu maulâh ² hattâ balagha minal-`umri asyuddah ²lahu sinnisy-syabâbi wal-kuhûlati muddah fâja’athul-hadhratul-ilâhiyyatu bimâ syarrafathu bihi wahdah²fanazala `alaihir-rûhul-amîn² bil-busyrâ min rabbil-`âlamîn ²fatalâ `alaihi lisânudz-dzikril-hakîm syâhida (wa innaka latulaqqal-qur’âna min ladun ²hakîm `alîm) fakâna awwala mâ nazala `alaihi min tilkal-hadhrati min jawâmi`il-hikam²qauluhu ta`âlâ: (iqra’ bismir-rabbikal-ladzî khalaq khalaqal-insâna min `alaq famâ² iqra’ wa rabbukal-akram ²alladzî `allama min²bil-qalam ilâ² `allâmal-insâna mâ lam ya`lam) ²a`zhamahâ min wa ayyadathâ²bisyâratin aushalathâ yadul-ihsân ²hadhratil-imtinân hâdzal-insân wa lâ syakka annahu²bisyâratu (arrahmânu `allamal-qur’ân `alaihi wa sallama²khalaqal-insâna `allamahul-bayân) min²shalal-lâhu hadhratir-rahmânir-rahîm²huwal-insânul-maqshûdu bihâdzat-ta`lîm

Allâhumma shalli wa sallim asyrafash-shalâti wat taslîm
`alâ sayyidinâ wa nabiyyinâ Muhammadinir-ra’ufir-rahîm

Tsumma innahu ba`da mâ nazala `alaihil-wahyul-balîgh fada`al-khalqa ilal-lâhi² fa’ajâbahu bil-idz`âni man²tahammal-a`bâ’ad-da`wati wat-tabligh ²`alâ wa hiya ijâbatun²bashîrah tasyarrafa²kânat lahu bashîratun munîrah sabaqat bihal-aqdhiyyatu wal-aqdâr wa qad akmalal-lâhu bis-sabqi ilaihal-muhâjirûna wal-anshâr wa akbata bisyiddati²bihimmati hâdzal-habîbi wa ashhâbihi hâdzad-dîn fazhahara `alâ yadaihi²ba’sihim qulûbal-kâfirîna wal-mulhidîn mâ yadullu `alâ annahu asyrafu²min faminhâ² wa bur’ul-`alîl ²`azhîmil-mu`jizât wa²ahlil-ardhi wa² wan-syiqâqul-qamar ²was-samâwat wal-ikhbâru²taktsîrul-qalîl wa hanînul-jidz`il-ladzî huwa min²taslîmul-hajar ²thâ`atusy-syajar wa² bin-nubuwwati war-risâlah ²bil-mughayyabât ilâ²khawâriqil-`âdât wa gharâ’ibil-mu`jizât²syahâdatu dhabbi lahu wal-ghazâlah allatî ghairi dzâlika min bâhiril-âyât wa khashshashahu bihâ min² wa qad taqaddamat lahu²ayyadahul-lâhu bihâ fî risâlatih hiya²baini `alâ nubuwwatihi²bariyyatih wa ma`a zhuhûrihâ²qablan-nubuwwati irhâshât wan-tisyârihâ sa`ida²wa risâlatihi min aqwal-`alâmat wa syaqiya bihâl-mukadzdzibûna²bihash-shâdiqûna minal-mu’minîn wa talaqqâhâ bit-tashdîqi² kullu dzî qalbin salîm ²minal-kâfirîna wal-munâfiqîn wat-taslîm

Allâhumma shalli wa sallim asyrafash-shalâti wat taslîm
`alâ sayyidinâ wa nabiyyinâ Muhammadinir-ra’ufir-rahîm

Wa minasy-syarafil-ladzî ikhtashshal-lâhu bihi asyrafa rasûl wa²mi`râjuhu ilâ hadhratil-lâhil-barril-washûl wa²zhuhûru ayâtil-lâhil-bâhirati fî dzâlikal-mi`râj faqad²tasyarrufus-samâwâti wa man fauqahunna bi’isyrâqi ilâ²nûri dzâlikas-sirâj ²`arajal-habîbu shallal-lâhu `alaihi wa sallama wa ma`ahul-amînu jibrîl famâ min²hadhratil-malikil-jalîl ma`at-tasyrîfi wat-tabjîl wa kullu²samâ’in walajahâ illa wa bâdarahu ahluhâ bit-tarhîbi wat-takrîmi wat-ta’hîl basysyarahu bimâ²rasûlin marra ²`alaih wa washala ilâ²`arafahu min haqqihi `indal-lâhi wa syarîfi nâzalathu²manzilatihi ladaih ²hattâ jâwazas-sab`ath-thibâq wa wâjahathu²hadhratil-ithlâq wa²minal-hadhratil-ilâhiyyah wa aulathu²ghawâmirun-nafahâtil-qurbiyyah wa nâdathu²bit-tahiyyât akramathu bijazîlil-`athiyyât ba`da an atsnâ `alâ²jamîlal-hibât bisyarîfit-taslîmât faya lahâ²tilkal-hadhrati wa tajalliyâtin²bit-tahiyyatil-mubârakâtish-shalawâtith-thayyib
ât ²min wa tatalaqqâ²nafahâtin ghâmirât wa²`âliyâtin fî hadharâtin bâhirât sawâbighal-fuyûdhâti²tasyhadu fîhâdz-dzâtu lidz-dzât ²`awâthifar-rahmât bi’aidil-khudhû`i wal-ikhbât
Rutabun tasquthul-amâniyyu hasrâ²
Dûnahâ mâ warâa hunna warâu²
`Aqalal-habîbu shallal-lâhu `alaihi wa sallama fî tilkal-hadhrati min sirrihâ mâ `aqal ² wat-tashala min `ilmihâ bimat-tashal ² fa auhâ ilâ `abdihî mâ auhâ ² mâ kadzabal-fu’âdu mâ ra’â wa²famâ hiya illa minhatun khashshashat bihâ hadhratul-imtinân wa² hâdzal-insân ²aulathu min `awâthifihar-rahîmati mâ ya`jizu `an hamlihits-tsaqalân wa lâ²tilka mawâhibu lâ yajsurul-qalamu `alâ syarhi haqâ’iqiha²tastathî`ul-alsunu an tu`riba `an khafiyyi daqâ’iqiha²khashshashat bihal-hadhratul-wâsi`ah ² hâdzihil-`ainan-nâzhirata wal-udzunas-sâmi`ah ²falâ yathma`u thâmi`un fil-iththilâ`i `alâ mastûriha wa²wal-ihâthati bisyuhûdi nûriha ² ² fa innahâ hadhratun jallat `an nazharin-nâzhirîn ²rutbatun `azzat `alâ ghairi sayyidil-mursalîn wa²fahanî-an lilhadhratil-muhammadiyyah mâ wâjahahâ min `athâyal-hadhratil-ahadiyyah²bulûghuhâ ilâ hâdzal-maqâmil-`azhîm²

Allâhumma shalli wa sallim asyrafash-shalâti wat taslîm
`alâ sayyidinâ wa nabiyyinâ Muhammadinir-ra’ufir-rahîm

wa Wa haitsu tasyarrafatil-asmâ`u bi’akhbari hâdzâl-habîbil-mahbûb²mâ hashala lahu minal-karâmati fî `awâlimisy-syahâdati wal-ghuyûb² taharrakat himmatul-mutakallimi ilâ nasyri mahâsini khalqi hâdzas-sayyidi wa akhlâqih²liya`rifas-sâmi`u mâ akramahul-lâhu bihi minal-washfil-hasani wal-khalqil-jamîlil-ladzî khashshashathu bihi `inâyatu khallâqih fa innahu²falyuqâbilis-sâmi`u mâ umlîhi `alaihi min syarîfil-akhlâqi bi’udzunin wâ`iyah falaisa²saufa yajma`uhu min aushâfil-habîbi `alar-rutbatil-`âliyah wa lâ yaqifu²yusyâbihu hâdzas-sayyida fî khalqihi wa akhlâqihi basyar min asrâri²ahadun hikmatil-lâhi fî khalqihi wa khuluqihi `alâ `ainin wa lâ thaba`athu `alâ wa aqâmathu²atsar falaqad kâna² fa innal-`inâyatal-azaliyyah ²akhlâqin shallal-lâhu²saniyyah abyadhal-launi²fî shûratin hasanatin badriyyah `alaihi wa sallama marbû`al-qâmah wâsi`al-jabîni hasanahu sya`rahu wa lahul-i`tidâlul-kâmilu fî²musyarrâban bihumrah ²bainal-jummati wal-wafrah lam ya’ti²mafâshilihi wa athrâfih fî²wal-istiqâmatul-kâmilatu fî mahâsinihi wa aushâfih qad²basyrun fîhâ²`alâ mitsli khalqih ²mahâsini nazharihi wa sam`ihi wa nuthqih khalaqahul-lâhu `alâ ajmali shûrah idzâ²jamî`ul-mahâsini mahshûrah wa `alaihâ maqshûrah²takallama natsara minal-ma`ârifi wal-`ulûmi nafâ’isad-durar wa laqad ûtiya min jawâmi`il-kalimi mâ `ajaza `anil-ityâni bimitslihi mashâqi`ul-bulaghâ’i minal basyar falâ² makhlûqan²tatanazzahul-`uyûnu fî hadâ’iqi mahâsini jamâlih ²tajidu fil-wujûdi `alâ mitsâlih

Sayyidun dhihkuhut-tabassumu wal-masy
yul-huwainâ wa naumuhul-ighfâ’u
mâ siwâ khulqihin-nasîmu wa lâ ghai
ru muhayyahur-raudhatul-ghanna’u
rahmatun kulluhu wa hazmun wa `azmun
wa waqârun wa `ishmatun wa hayâ’u
mu`jizul-qauli wal-fi`âli karîmu
alkhalqi wal-khulqi muqsithun mi`thâ’u
Wa idzâ masyâ faka’annamâ yanhaththu min shabab fa²fayafûtu sarî`al-masyyi min ghairi khabab î lâ ya’tî `alâ²huwal-kanzul-muthalsamul-ladz fathi bâbi aushâfihi miftâh²wal-badrut-timmul-ladzî
 ya’khudzul-albâba idza takhayyalathu au sanâhu lahâ lâh²
habîbun yaghârul-badru min husni wajhihi²
tahayyaratil-albâbu fî washfi ma`nâhu²
famâdzâ yu`ribul-qaulu `an washfin yu`jizul-wâshifîn²au yudrikul-fahmu ma`nâ dzâtin jallat an yakûna lahâ fî washfihâ musyârikun au qarîn²

Kamulat mahâsinuhu falau ahdas-sanâ
lilbadri `inda tamâmihi lam yukhsafi
wa `alâ tafannuni wâshifîhi biwashfihi
yafnazzamânu wa fîhi mâlam yûshafi
famâ ajalla qadrahul-`azhîm² wa ausa`a fadhlahul-`amîm ²

Allâhumma shalli wa sallim asyrafash-shalâti wat taslîm
`alâ sayyidinâ wa nabiyyinâ Muhamadinir-ra’ufir-rahîm

Wa laqadit-tashafa shallal-lâhu `alaihi wa sallama min mahâsinil-akhlâq² bimâ tadhîqu `an kitâbatihi buthûnul-aurâq wa²kâna shalla-lâhu `alaihi wa ausa`ahum²wa sallama ahsanan-nâsi khuluqan wa khalqâ ²awwalahum ilâ lâ yaqûlu wa lâ²makârimil-akhlâqi sabqâ ²bil-mu’minîna hilman wa rifqâ wal-lafzhul-muhtawî²barran ra’ufâ idzâ²yaf`alu illâ ma`rûfâ da`âhul-miskînu ajâbahu²lahul-khuluqus-sahl wa²`alal-ma`nal-jazl huwal-abusy-syafîqur-rahîmu bil-yatîmi²ijâbatan mu`ajjalah wa lahu ma`a suhûlâti akhlâqihil-haibatul-qawiyyah²wal-armalah allatî tarta`idu minhâ farâ’ishul-aqwiyâ’i minal-bariyyah wa bi`arfi²wa min nasyri thîbihi ta`aththaratith-thuruqu wal-manâzil fahuwa shalla-lâhu `alaihi²dzikrihi tathayyabatil-majâlisu wal-mahâfil wal-munfaridu fî khalqihi²wa sallama jâmi`ush-shifâtil-kamâliyyah famâ min khuluqin²wa illâ wa huwa²khuluqihi bi asyrafi khushûshiyyah ²fil-bariyyati mahmûd²mutalaqqan `an zainil-wujûd

Ajmaltu fi washfil-habîbi wa sya’nihi
wa lahul-`ulâ fî majdihi wa makânihi
aushâfu `izzin qad ta`âlâ majduha
akhadzat `alâ najmis-suhâ bi`inânihi
Wa qadinbasathal-qalamu fî tadwîni mâ afâdahul-ilmu min waqâ’i`i wa maulidin-nabiyyil-karîm²hikâya
ti mâ akramal-lâhu bihi hâdzal-`abdal-muqarraba minat-takrîmi wat-ta`zhîmi wal-khuluqil`azhîm² alâ²fahasuna minnî an umsika a`innatal-aqlâm ² fî hâdzal-maqam ²wa aqra’as-salâm²sayyidil-anâm
Assalâmu `alaika ayyuhan-nabiyyu wa rahmatul-lâhi wa barakâtuhu (tiga kali)
wa bidzâlika yahsunul-khatmu kamâ yahsunut-taqdîm² fa`alaihi afdhalush-shalâti wat-taslîm ²

Allâhumma shalli wa sallim asyrafash-shalâti wat taslîm
`alâ sayyidinâ wa nabiyyinâ Muhamadinir-ra’ufir-rahîm

Walamma nazhamal-fikru min darâriyyil-aushâfil-Muhammadiyyati `uqûdâ² tawajjahtu ilal-lâhi mutawassilan bisayyidî wa habibîbî Muhammadin shalla-lâhu `alaihi wa sallama an yaj`ala sa`yî fîhi masykûran wa fi`lî tawajjuhî²fîhi mahmûdâ ² wa an yaktuba `amalî fil-a`mâlil-makqbûlah ²wa allâhumma yâ²fit-tawajjuhâtil-khâlishati wash-shilâtil-maushûlah wa `alâ man ilaihi tatawajjahul-âmâlu fata`ûdu zhâfirah bâbi `izzatihi ²tuhaththur-rihâlu fataghsyâhâ minhul-fuyûdhâtul-ghâmirah ² natawajjahu ilaik ² bi’asyrafil-wasâ’ili ladaik ²sayyidil-mursalîn `abdikash-shâdiqil-amîn An²sayyidinâ Muhammadinil-ladzî `ammat ² wa hafîzhi sirrik ²risâlatuhul-`âlamîn wa²tushalliya wa tusallima `alâ ²tilkadz-dzâtil-kâmilah al-mahbûbi laka²mustauda`i amânatik hâmili râyati da`watikasy-syâmilah fî kulli mauthinin²al-abil-akbar qâsimi imdâdika fî²wal-mukhashshashi bisysyarafil-afkhar wa sâqî²min ku’ûsi² sayyidil-kaunain ²mawâthinil-qurbi wa mazhhar wa²`ibâdik al-`abdil-mahbûbil-khâlish²irsyâdika liahli widâdik al-makhshûshi minka bi²asyrafits-tsaqalain Allâhumma shalli wa sallim `alaihi wa `alâ² wa ahli hadhratiqtirâbihi min ahbâbih²ajallil-khashâ’ish Allâhumma innâ nuqaddimu ilaika jâha²âlihi wa ashhâbih wa natawassalu² ilaika bisyarafi²hâdzan-nâbiyyil-karîm an tulâhizhanâ fî harakâtinâ wa sakanâtina bi²maqâmihil-`azhîm wa an tahfazhanâ fî jamî`i athwârinâ wa taqallubâtinâ bijamîli² wa hashîni wiqâyatik ²`aini `inayatik wa an ri`âyatik tuballighanâ min syarafil-qurbi ilaika wa ilâ hâdzal-habîbi âmâlinâ²ghâyata wa tataqabbala minna mâ taharraknâ fîhi min niyyatinâ wa a`mâlinâ wa² wa taj`alanâ fî hadhrati hâdzal-habîbi minal-hâdhirîn ²wa fî tharâ’iqit-tibâ`ihi minas-sâlikîn (Allâhumma)²lihaqqika wa haqqihi minal-mu’addîn wa zhunûnan² wa li`ahdika minal-hâfizhîn ²inna lanâ athmâ`an fî rahmatikal-khâshshati falâ tuhrimnâ âmannâ bika wa²jamîlatan wa tawajjahnâ²hiya wasîlatunâ ilaika falâ tukhayyibnâ an²birasûlika wa wal-musî’a bil-ihsân²mâ jâ’a bihi minad-dîn ²bihi ilaika mustasyfi`în wal-mu’ammila²tuqâbilal-mudzniba minnâ bil-ghufrân wa an taj`alana² mimman² wa wâlâhu wa zhâharah ²was-sâ’ila bimâ sa’al wa²bimâ ammal `umma bibarakatihi wa syarîfi²nashara hâdzal-habîba wa wâzarah wa ahla wa jamî`al-muslimîna²wijhatihi aulâdanâ wa wâlidînâ wal-mu’minîna fi²quthrinâ wa wâdîna wa adim rayatad-dînil-qawîmi fî²wal-muslimât wal-mu’minât wa ma`âlimal-islâmi wal-îmâni²jamî`il-jihât waksyifillâhumma kurbatal-makrûbîn²jamî`il-aqth
âri mansyûrah ²bi’ahlihâ wa taqabbal taubatat-ta’ibîn²ma`mûrah wansyur² ma`nan wa shûrah ² rahmataka `alâ²waqdhi dainal-madînîn wakfi syarral-mu`tadîna² `ibâdikal-mu’minîna ajama`în wab-suthil-`adla bi wulâtil-haqqi fi wazh-zhâlimîn wa ayyidhum bita’yîdin min `indika wa²jamî`in-nawâhî `alal-mu`ânidîna minal-munâfiqîna²wal-aqthâr waj-`alnâ yâ rabbi²nashrin fil-hishnil-hashîni min jamî`il-balâya²wal-kuffâr wa fil-hirzil-makîni minadz-dzunûbi wal-khathâya wa idzâ²wa adimnâ fil-`amali bithâ`atika ²wash-shidqi fî khidmatika qâ’imîn wa shalli²tawaffaitanâ fatawaffanâ muslimîna mu’minîn lil-ajsâmi²wakhtim lanâ minka bikhairin ajma`în wa sallim `alâ hadzal-habîbil-mahbûb wa âkhiru²wal-arwâhi wal-qulûb anil-hamdu² ² wa `alâ âlihi wa shahbihi wa man ilaihi mansûb ²da`wânâ lillâhi rabbil-`âlamîn